Alexa memutar tubuhnya dan mendapati sosok cowok dengan rambut dan pakaiannya yang berantakan. Melihat hal itu, tentu ada rasa khawatir dalam hati Alexa, mengingat saat ini hanya ia dan cowok itu saja di sekitar toilet.
"Mo apa lo?!"
"Mau main sama lo dong," Ucapnya sembari mencolek dagu Alexa yang kemudian ditepis kasar olehnya.
"Lo jangan macem-macem!" Bentak Alexa sambil menunjuk ke arah cowok bername tag Sila itu.
"Oouu jangan galak-galak, sayang. Sini-sini aku bikin kamu seneng yaa,"
"GUE BILANG JANGAN MACEM-MACEM!" Ronta Alexa saat Sila merangkul dan berusaha mengajaknya untuk masuk ke salah satu bilik toilet di hadapannya.
Dengan sisa tenaga dan keberanian yang ia punya, Alexa terus memberontak dan berhasil menggigit lengan Sila kemudian melarikan diri dari toilet tersebut.
BRAK!
"Aww!" Pekik Alexa saat menyadari kepalanya terbentur sesuatu.
"Al? Lo gapapa kan?"
Mendengar suara yang begitu familiar baginya, Alexa berusaha melihat siapa yang baru saja ia tabrak dan samar-samar semua memudar.
BRUK!
Khawatir. Itulah yang Leo rasakan saat ini. Untung saja dengan sigap Leo berhasil menangkap dan kemudian membopong tubuh ideal Alexa menuju uks.
Melihat wajah Alexa yang sangat pucat, membuat Leo bertanya-tanya apa yang sudah ia alami? Dan bagaimana bisa seseorang yang ditakuti di sekolah seperti Alexa bisa sampai seperti ini?
"Dia cuma syok aja kok, lo ga perlu khawatir. Dia cuman butuh istirahat bentar, dan bakal membaik." Ucap Bella yang juga masuk ke dalam organisasi PMR di sekolahnya.
Leo mengangguk mengerti dan beranjak dari sisi kasur Alexa.
"Eh? Lo mau kemana?"
"Balik kelas."
Bella mendengus kesal, "lo harus jagain Al dong!"
Leo menaikkan satu alisnya, bingung. "Kenapa jadi gue?"
"Karna lo yang bawa dia. Oke bye! Gue kelas dulu!" Ujar Bella kemudian meninggalkan Alexa dan Leo di ruang uks.
Leo memutuskan duduk di sisi kasur Alexa. Jujur saja, hatinya merasa tenang melihat wajah Alexa yang terlelap seperti ini. Rasanya ingin selalu di dekat Alexa. Dan entah sejak kapan, kini jarak wajah diantara mereka sudah menipis.
"Gue gatau kapan dan bagaimana gue bisa suka sama lo. Tapi yang jelas, lo harus balas perasaan gue, apapun itu." Ucap Leo membatin.
Perlahan Leo kembali memberi jarak saat Alexa memberikan gerakan yang menunjukkan kalau ia akan segera sadar.
Alexa menggeliat dan mendapati dirinya di tempat yang berbeda. Ia menoleh ke kanan dan mendapati Leo di sisinya sembari menggenggam erat tangannya.
Leo yang menyadari arah tatapan Alexa lantas melepas genggamannya dan berusaha untuk tidak terlihat gugup.
Setelah hening beberapa saat dan benci dengan situasi yang canggung seperti ini, Leo memutuskan untuk memulai pembicaraan.
"Gimana kondisi lo?"
Alexa hanya mengangguk sebagai jawaban. Terlihat dari wajahnya kalau ia masih sedikit khawatir dan syok.
"Lo kenapa tadi lari kayak gitu?"
Dengan cepat Alexa menoleh ke arah Leo dan meraih tangannya, menggenggamnya. "Gue takut," Ucapnya lirih.
Leo yang terkejut sekaligus bingung dengan sikap Alexa yang tiba-tiba, lantas berusaha memberikan ketenangan dengan mengelus puncak kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
Teen Fiction17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...