#NakalBerkelas LI

78 15 0
                                    

Gadis itu berdecak saat tinta bolpointnya habis, lagi.

Ini adalah bolpoint terakhir yang Alexa punya. Gadis itu sudah menghabiskan 3 bolpoint dalam waktu 5 jam ini.

Sejak melihat foto itu, Alexa tidak bisa tidur. Pikirannya semakin kacau, teringat ucapan Leo saat di puncak.

Alexa menghela nafas pelan lalu menyandarkan tubuhnya di kursi. Menoleh ke arah Dita yang terlelap begitu pulas. Gadis itu melirik jam dinding, pukul 3 pagi.

Alexa seolah tak peduli jika nanti ia harus sekolah. Ia kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, menjawab semua latihan soal di buku paket Kimia.

***

Sudah 4 gelas susu hangat yang ia minum, namun sama sekali tidak ada hasil.

Kedua netranya masih setia terbuka bahkan tidak ada rasa kantuk sama sekali. Terlebih ia tidak dapat tidur siang. Aneh.

Leo juga sudah mencoba beberapa kali mencari posisi nyaman untuk tidur. Tapi hasilnya tetap nihil.

Laki-laki itu melirik jam dinding, pukul 3 pagi. Leo menghela nafas pelan. Kalau Riana tahu, sudah pasti telinganya panas mendengar nyanyian merdu Riana.

Leo tersenyum sinis. Ini adalah rekor terbaru yang diraih Leonardo Alaska. Tidak tidur seharian.

Laki-laki itu merasa gelisah. Seketika pikirannya tak tenang. Seakan ada yang mengganjal hatinya.

Logika berkata semua akan baik-baik saja. Namun, hati merasa sakit yang luar biasa.

"Apa ternyata gue sebrengsek itu jadi cowok?" Monolog Leo sembari mengacak rambutnya, frustasi.

"Kita mau kemana sih, Le?" Tanya Bella saat Leo tak melewati jalan menuju rumahnya.

"Butik."

"Hah? Gotik?" Tanya Bella sembari mendekatkan kepalanya pada Leo hingga tanpa sadar ia malah menyandarkan kepalanya di bahu laki-laki itu.

"Ke butik." Ucap Leo sembari menggerakkan kepalanya ke kiri agar Bella mendengar ucapannya.

"Ohh butikk! Bilang dong! Ngapain jir?!"

Leo menggeleng pelan. Suara Bella terlampau keras. Sampai-sampai orang yang melintas di sekitarnya seketika menoleh.

"Pilih baju."

"Hah?! Apa?"

"Pilih baju buat tunangan."

Usai mengatakan hal itu, Bella tak lagi mengucapkan sepatah katapun. Melirik lewat spionnya, Leo terkekeh pelan. Ternyata Bella terlelap di bahunya.

Sembari memelankan laju motornya, Leo melingkarkan kedua tangan Bella di pinggangnya agar gadis itu tidak jatuh. Tak peduli seberapa pelan laju motornya saat kendaraan lain menyalipnya begitu gesit.

Kacau. Cepat atau lambat, Leo harus mengatakan ini pada Alexa. Ia tidak ingin senyum gadis itu hilang berganti air mata karnanya.

***

Menepuk sisi kasurnya, kosong. Dita mengernyit, tak mendapati sosok Alexa di sebelahnya.

BAD SMARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang