Fokus Alexa kembali terpecah akibat pertemuan singkat tadi. Hal yang membuatnya heran adalah, mengapa ia bersikap biasa saja saat kembali bertemu Sila?
Melihat kedua sahabatnya sudah selesai makan, Alexa duduk di hadapan mereka tanpa berniat untuk ikut nimbrug.
Bella yang lebih dulu menyadari kehadiran Alexa lantas menoleh. Ia melihat perubahan di raut wajah Alexa. Gadis itu terlihat sedikit gelisah.
"Kenapa, Al?" Tanya Bella membuat Clara menoleh ke arah pandang Bella.
"Tumben lama ke toilet. Boker?"
Alexa menggeleng lalu menopang dagunya malas.
"Ketemu orang."
"Sahak?" Tanya Bella membuat Alexa meliriknya.
"Sila." Sahut Alexa, enteng.
Sontak Bella dan Clara tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya. Bahkan kedua netra mereka terlihat hampir melompat dari kelopak mata saking terkejutnya.
"Lo gak lagi halu kan, Al?"
Alexa memutar kedua netranya malas, "enggaklah. Wong di depan muka gue orangnya."
"Bukannya dia di penjara ya?"
"Kok lo santuy gini liat dia?" Timpal Clara yang membuat Alexa memperbaik posisi duduknya menjadi sedikit tegak.
Gadis itu mengardikkan bahu, "gatau. Ya, manusiawi aja. Kalo dia baik ke gue, gue juga baik ke dia. Tapi..." Ucap Alexa sengaja menggantung kalimatnya lalu melirik sekilah ke arah Bella.
"Tapi apa, Al?" Tanya Clara, kepo mode on.
Alexa menyungging senyum miringnya, "kalo dia brengsek, gue lebih bangsat."
***
Tatapan mereka bertemu beberapa detik. Namun, gadis itu lebih dulu melepas kontak mata mereka. Sepertinya, Alexa tak ingin melihat dirinya sekarang.
Buktinya, gadis itu langsung beranjak meninggalkan kantin.
Leo menghela nafas pelan sembari menunduk sekilas. Entah mengapa atmosfer di sekitarnya terasa memburuk. Sebisa mungkin laki-laki itu mengesampingkan rasa sakitnya dan fokus dengan kegiatannya.
"Cok tambah mie tambah mie!" Ucap Joko cepat lalu menyesap habis teh hangatnya.
Leo hanya menggeleng melihat Joko yang sudah habis 2 mangkuk mie kuah. Sedangkan siomay yang ia pesan sama sekali belum dimakan.
Saat ini, banyak hal yang mengisi pikirannya. Ternyata, berada di lingkaran orang tersayang membuatnya sedikit tertekan.
Ketika melihat kedua netra Alexa, sungguh ia tak melihat Alexa yang menatapnya penuh tantangan dan bersinar. Ia kehilangan Alexa yang apa adanya, kehilangan Alexa yang tertawa bersamanya, kehilangan Alexa yang tersenyum untuknya.
Bayangan wajah Alexa yang polos saat tertidur membuatnya damai. Seketika ingatannya tertuju pada bekas luka di lengan atas Alexa. Leo menggeleng pelan, tak ingin memikirkan hal itu lebih jauh. Ia tak bisa membayangkan jika Alexa melakukannya, lagi. Terlebih penyebabnya adalah dirinya.
Joko yang tengah menyantap sisa mie seketika menghentikan makannya. Ia meletakkan sumpitnya lalu menatap Leo yang terlihat menyedihkan.
"Makan." Titah Joko yang membuat Leo tersadar dari lamunannya.
"Gak nafsu gue,"

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
Roman pour Adolescents17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...