Malam semakin larut namun laki-laki ini masih anteng mencoret-coret kertas di hadapannya. Tak lupa sesekali ia melirik ke arah soal dan meminum susu hangat di dekatnya.
"Oke jadi 4.059 ditambah 9 dulu terus dapetnya 4.068. Terus 123st per 246st sama dengan 4.068 per mm anggep aja ini x," Gumam Leo sembari mencoret-coret kertasnya.
Leo terlihat begitu fokus hingga akhirnya laki-laki itu tersenyum senang saat mendapatkan hasil akhirnya.
"Kan ada 8.136," Ucapnya setelah mengacak rambutnya pelan. "Kok gue bisa kelupaan sih buat nyari 246 itu berapa kali berapa?" lanjutnya kemudian menyesap susu hangatnya.
Dari balik pintu, Riana menatap punggung putranya yang sedang belajar. Ada rasa bangga dalam hatinya begitu melihat putranya sangat serius dalam pendidikan.
Dengan hati-hati, Riana memasuki kamar Leo dan duduk di sofa, memilih menunggu Leo selesai berkutik dengan buku-buku di hadapannya.
"Siaappp! Sekarang lanjut ke Ip-"
"Leo?" Panggil Riana saat melihat Leo sedikit rileks.
Leo tak menyadari kehadiran sang Bunda yang sedari tadi duduk di kamarnya, memutar tubuh lalu beranjak dari meja belajar untuk mendekati Bundanya.
"Bun? Sejak kapan ada di kamar abang?" Ucap Leo mengambil posisi duduk di dekat kaki sang Bunda, lalu meletakkan kepala di pangkuannya.
"Sejak beli rumah ini." Sahut Riana asal diselingi kekehannya.
Leo tak menjawab. Ia menikmati sentuhan hangat sang Bunda yang tengah mengelus kepalanya.
"Mungkin sejam,"
Sontak Leo terbangun, "Hah? Ngapain Bunda ga panggil Leo?"
Riana kembali terkekeh, "kasian anak bunda anteng banget belajarnya. Lagian ujiannya kan lagi beberapa hari. Kamu jangan push tenaga cuman buat belajar,"
"Kalo kita mau dapet sesuatu kan harus dipersiapkan dari awal kayak yang bunda bilang," Sahut Leo kembali meletakkan kepalanya di pangkuan Riana.
Riana kembali mengelus kepala Leo, "Iya, bang. Tapi kamu harus inget jaga kondisi. Percuma kalo kamu bikin persiapan dari sekarang tapi sakit-sakitan. Kan ga lucu,"
Leo hanya terkekeh lalu mendongak, menatap Bundanya.
"Bunda ada apa ke kamar abang?"
"Bunda mau kasih tau hal penting,"
Leo memperbaik posisinya lalu duduk berhadapan dengan Riana. Laki-laki itu hanya menunggu bundanya kembali berbicara. Melihat raut wajahnya, Leo merasa kalau ada hal yang membuat bundanya ini sedikit gembira.
"Kamu tau gak? Bella bakal tinggal di rumah lagi mulai hari ini," Ucap Riana dengan seulas senyum manisnya.
Leo memasang ekspresi seperti biasanya, datar. Leo tak mengerti maksud ucapan Bundanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
Teen Fiction17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...