Sembari memegang gelas di tangannya, Leo tak berhenti tertawa lalu kembali menenggak minumannya. Ketika melihat layar ponsel yang menampilkan foto Alexa, Bella mengerti mengapa Leo bersikap seperti ini. Pandangannya kembali menatap Leo yang belum menyadari kehadirannya.
Bella berhasil menemukan Leo setelah beberapa saat tak mendapat kabar darinya. Riana yang juga memintanya untuk mencari Leo membuat Bella semakin khawatir terjadi sesuatu pada sahabatnya ini.
Syukur Benu selalu ada untuknya. Laki-laki itu bersedia menemaninya, bahkan menghormati keinginannya untuk masuk sendiri ke dalam toko ini.
"Kenapa lo berkhianat di belakang gue? Kenapa lo tega sama gue? KENAPA, ALEXA?!" Monolog Leo lalu kembali tertawa.
Kedua netranya sedikit sembab. Mungkin sudah lama laki-laki itu menangis. Bella yang melihat hal itu sangat iba. Perlahan tangannya meraih tangan Leo, menggenggamnya erat.
"Leo," panggil Bella yang membuat Leo menoleh sengit.
Detik berikutnya, pandangannya meredup dan menatap Bella lekat. Perlahan senyumnya tersungging dan kedua netranya membentuk bulan sabit. Namun, Bella dapat melihat jelas bulir bening itu kembali meleleh.
"Gue tau lo pasti kembali ke gue." Ucap Leo lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku.
Leo membalas genggaman di tangannya tak kalah erat. Senyumnya yang tak kunjung pudar membuat Bella tak sanggup melihat Leo semakin kacau.
Tanpa sadar, gadis itu ikut menangis. Leo yang tersadar lantas mengusap lembut pipi Bella, menghapus air matanya.
"Hey, jangan nangis, Al. Gue gak marah sama lo, gue cinta sama lo."
Sadar kalau yang Leo lihat adalah Alexa membuat dada Bella semakin sesak. Bella menatap lekat ke arah Leo yang telaten mengusap wajahnya.
"Gue gak suka liat cewek nangis, Al. Senyum buat gue ya," ucapnya lalu tersenyum manis.
"Leo, gue bukan A--" sontak ucapan Bella terhenti saat Leo meletakkan jari telunjuknya di bibir Bella.
"Usstt. Lo gak perlu jelasin semuanya. Gue benci inget semua itu."
Diam-diam Bella mengernyit. Tak mengerti apa yang Leo katakan. Namun, fokusnya kini tertuju pada pelipis kanan Leo yang sedikit tergores.
"Ini kenapa?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Bella.
Syukur Bella selalu membawa P3K dalam tasnya. Dengan sigap ia mengambil handsaplas dari tasnya dan langsung menutup luka di pelipis Leo. Bella yang telaten mengobati luka Leo tak menyadari kalau jarak mereka sangat dekat. Bahkan Leo dapat mencium aroma Flowerbomb dari tengkuk Bella.
Usai melakukan tugasnya, Bella tersenyum senang. Seketika pandangannya tertuju pada Leo dan terkunci beberapa saat. Gadis itu dapat melihat jelas kesedihan juga kekecewaan di dalam sana.
Bella tersadar saat ia mendengar dering ponsel dari saku milik Leo.
"Ponsel lo--"
Bella tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya saat Leo tiba-tiba menangkup wajahnya. Desir aneh yang menggetarkan hatinya berusaha menguasai raganya.
Leo yang tak ingin momen bersama 'Alexa' malam ini terganggu, tak mengindahkan ucapannya. Senyum di wajahnya tak kunjung memudar dan rasa dalam hatinya semakin menggila.
"Lo cuma punya gue, Al. Lo cuma buat gue. Meskipun semua orang meragukan cinta gue ke lo, bahkan kalau lo juga merasakan itu, gue bakal buktiin kalau gue bener-bener cinta sama lo. Kalau perlu, gue rela mati hanya buat lo, Alexa. Dan gue pastiin, sampai di akhir nafas gue nanti, cuma lo yang ada di sisi gue, Alexa Adriana." Ucap Leo begitu lembut hingga hati Bella tersayat.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
أدب المراهقين17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...