"Al tunggu!"
Alexa tak menggubris, langkahnya terus membawa dirinya menuju tujuan.
Hingga akhirnya ia berhenti di hadapan seseorang yang tengah duduk sembari menikmati minumannya.
"Bang, cotton candynya 2 dong." Ucap Alexa enteng.
Leo yang tergesa mengikuti langkah Alexa sedikit takjub dengan gadis ini. Ia berpikir Alexa akan melakukan hal yang membuatnya terganggu. Tapi nyatanya?
"Maap atuh, Neng. Udah diborong tadi cotton candynya sama Mba Neng." Ucap Abang penjual tersebut sembari memasukkan minumannya dan merapikan dagangannya, hendak pulang.
Alexa menaikkan satu alisnya, "Mba Neng?"
"Iya, Neng. Tadi ada Mba Neng mirip banget sama Eneng,"
Leo yang mendengar hal itu hanya bisa menahan tawanya. Mengingat betapa ribetnya si penjual cotton candy ini bicara dan juga logat Jawanya yang kental.
Alexa hanya menjawabnya dengan ber-oh ria kemudian berbalik, mendapati Leo tengah bersidekap dada.
"Ngapain lo? Ngikutin gue?"
"Menurut lo?" Tanya Leo balik.
Alexa mendengus kemudian memutar bola matanya malas. Ia mengedarkan pandangan dan mendapati ayunan yang kosong.
Alexa menoleh pada Leo kemudian menarik lengannya, mengajaknya untuk duduk di ayunan tersebut.
"Harus banget di sini?" Tanya Leo yang tak henti-henti menatap ke arah Alexa.
Dengan senyum kikuk sembari menggaruk leher belakang yang tidak gatal, Alexa berusaha terlihat tenang.
"Itung-itung flashback lah," Ucapnya.
Leo teringat dengan pertemuan pertama mereka yang mendadak. Tepat pada malam hari dan di ayunan. Sungguh. Itu adalah pertemuan teraneh namun paling membekas dalam hatinya.
Leo ikut duduk di ayunan sebelah kiri Alexa yang kosong dan tanpa sengaja kaki kanannya menyenggol sesuatu yang ia kira adalah batu.
Ia menoleh ke sebelah kanan, mendapati Alexa yang tengah fokus memperhatikan suasana taman kota. Memang indah. Banyak anak kecil yang sedang bermain bersama orangtuanya, pasangan kekasih yang sekedar menghabiskan waktu malam mereka, bahkan banyak remaja yang terlihat sibuk dengan kegiatan selfie, mengingat setiap sudut di taman ini memiliki spot foto yang cukup aesthetic.
Tak ingin mengganggu, akhirnya Leo hanya melihat yang baru saja ia senggol dan mendapati totebag berisi camilan yang cukup banyak dan sebungkus cotton candy.
"Lumayan buat Al,"
Baru saja Leo akan mengambil totebag itu, seorang gadis berlari ke arahnya sambil berteriak, "EHH TOTEBAG GUE!"
Leo juga Alexa sontak terkejut. Mendapati gadis itu kini sudah di hadapannya dengan posisisetengah menunduk, menetralkan detak jantungnya kemudian menyibak rambut hitam panjangnya.
Kedua netra Alexa membulat sempurna kala tahu siapa gadis di hadapannya.
Dita yang masih berusaha menetralkan nafasnya pun tak kalah terkejut mendapati sosok Alexa di hadapannya.
"Kakak?" Ucap Dita memberanikan diri kemudian beralih menatap Leo yang memasang ekspresi susah diartikan.
Alexa berdeham, mencoba tenang. Hatinya kini sedang berkecambuk. Mengapa semua terasa sangat aneh? Atmosfir di sekitarnya mendadak hilang.
"Ngapain lo di sini?" Jawab Alexa akhirnya.
Dita langsung mengambil totebagnya dan menatap sang kakak dengan seulas senyum di wajahnya. Senang mendengar ucapan kakaknya yang sangat tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
Fiksi Remaja17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...