Ternyata sejak 30 menit yang lalu ujian telah berakhir dan sudah diizinkan pulang. Saat sampai di depan kelas, Brian dan Joko melayangkan tatapan tajam ke arah Leo dan Benu.
"Kalian berantem kek orang pacaran tau gak? Mana kita yang repot harus bawain tas kalian." Ucap Joko, sedikit ngegas.
"Lo aja kali, gue enggak." Sahut Brian sembari bersandar di dinding.
"Iya sih," Ucap Joko lirih lalu menyerahkan tas Leo dan Benu, "nih! Bawa apaan sih lo pada?! Ujian malah banyak bawa buku."
Leo dan Benu saling menatap lalu terkekeh pelan, "kalo gak ikhlas ya gausah dibawain jir!" Ucap Benu lalu menggendong tasnya.
"Thanks." Ucap Leo.
"Urusan kalian udah kelar kan? Isi adu jotos gak?" Tanya Joko, antusias.
"Gak seru sama nih bocah!" Seru Benu lalu merangkul paksa Joko dan menggosok gemas kepala sahabatnya itu, "sama lo sabi lah,"
"Dih dih anjirr!!"
Brian yang sedari tadi hanya mengamati tersenyum tipis. Ia menatap Leo lalu mengacungkan jempolnya saat Leo berbalik menatapnya.
"Gue salut sama lo."
***
Jujur saja, Alexa tak sepenuhnya merasa tenang. Bagaimanapun juga, ia sangat mencintai Leo. Alexa sangat ingin melampiaskan rasa sakit hatinya namun, raganya seakan menahan hal itu.
Ia sendiri tidak mengerti, sebenarnya apa yang ia inginkan?
Bayangan saat bertemu Sila tiba-tiba terlintas di benaknya. Alexa tak menyangkal jika ia merasa senang melihat laki-laki itu. Tapi, apa yang membuatnya malah senang?
Menggeleng pelan, Alexa tak ingin memikirkan hal-hal seperti ini lagi. Hanya akan membuang waktu dan energi. Beranjak dari meja belajar, Alexa melangkah menuju dapur untuk mengambil minuman kaleng.
Sembari menengguk minumannya, Alexa melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7.30 malam. Senyum tipis terukir di wajahnya. Biasanya, ia bersama Bella dan Clara akan menghabiskan waktu bersama di kos. Belajar bersama, gibah maupun melakukan hal konyol lainnya.
Gadis itu tersadar saat ponselnya berdering, menampilkan nama Dita di layar. Alexa sempat mengernyit lalu segera menjawab panggilan itu.
"Halo?"
Alexa mendengar suara Dita seperti terengah-engah juga suara teriakan yang memekakan telinga.
"Halo, Dit? Lo gapapa?" Tanya Alexa, mulai khawatir.
"H-haloo kakk, t-tolong ke rumah ya,"
"Lo--" Alexa mengkerutkan dahinya, sedikit kesal dengan sikap Dita. Gadis itu langsung memutuskan panggilan padahal Alexa belum selesai bicara.
Dengan gesit, Alexa menuju kamar untuk mengambil jaket dan bergegas menemui Dita.
***
Gelak tawa mendominasi seluruh ruangan. Sudah lama mereka tidak berkumpul dan bersenang-senang seperti ini. Kata Joko, sebagai tanda kembalinya pasukan ICS, mereka harus berkumpul dan merayakannya. Meski sebatas dua kelinci dan nyatanya nyegerin.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
Teen Fiction17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...