Alexa hanya berdecih. Terdengar klise. Baru saja Alexa ingin bersuara, laki-laki itu kembali bicara.
"Kamu sendiri, udah mulai pemotretan?" Tanya Leo sembari menyandarkan tubuhnya di bangku panjang itu.
Alexa menggeleng, "gue mau fokus dulu sampe lulus."
Leo menoleh, mendapati Alexa sedang meremas jarinya. Tatapan gadis itu juga terlihat sendu. Tersirat sesuatu yang membuat Leo sesak.
"Kamu gapapa, Al?"
"Maksud lo?"
Leo menegakkan tubuhnya lalu kembali menggenggam tangan Alexa, "terjadi sesuatu sama kamu?"
Sontak Alexa terkekeh pelan. Perlahan ia melepaskan genggamannya bersama Leo.
"Apa urusannya sama lo? Gue gak semenyedihkan itu."
Alexa terkejut saat Leo tiba-tiba menyentuh dagunya dan mengarahkan wajahnya untuk menatap Leo. Kedua netra mereka bertemu beberapa saat hingga membuat jantung Alexa kembali berdegub kencang.
Perasaan yang kembali muncul setelah ia kubur dalam-dalam.
"Aku masih pacarmu. Apapun yang kamu rasain, aku juga merasakannya, Al. Jangan bohongi dirimu lagi,"
Alexa tersenyum miring lalu memalingkan wajahnya.
"Lo itu orang baru di hidup gue. Jangan ngerasa paling tau tentang kehidupan dan perasaan gue." Ucap Alexa kemudian menatap tajam ke arah Leo, "urus hidup lo sendiri karna perjalanan baru siap menjemput lo."
Leo merasa ditikam berkali-kali mendengar nada dingin Alexa. Senyum yang ia bayangkan sebelumnya berganti fakta menyakitkan.
Sebisa mungkin Leo mengatur raut wajahnya tetap tenang. Detik berikutnya laki-laki itu tersenyum tipis, setidaknya Alexa mau bicara padanya.
"Al," Panggil Leo yang dibalas dehaman oleh Alexa.
"Kamu ketinggalan sesuatu di kelas?"
Alexa mengernyit, menatap Leo bingung.
"Enggak."
"Terus kamu cari apa dalem tas? Sampe ga fokus gitu jalannya," Tanya Leo membuat Alexa kembali teringat rasa penasarannya.
"Oh itu. Gue cuma kepo sama isi amplop." Ucap Alexa lalu membuka tasnya. Ia memutuskan melihat isinya sekarang karena kepalang penasaran.
Leo hanya mengamati gerak gerik Alexa. Hingga mereka terdiam menatap isi amplop tersebut. Cukup sederhana kata-kata yang tertulis di sana. Namun, cukup menampar Alexa agar kembali pada kenyataan.
Tak hanya itu, ternyata dalam amplop tersebut juga ada selembar foto polaroid yang menampilkan dua orang yang saling melempar senyum, terlihat sangat bahagia. Bahkan, laki-laki dalam foto itu terlihat mengusap lembut kepala lawan jenisnya. Lesung pipi yang manis itu juga tercetak jelas.
Sesaat Alexa merasa nafasnya terhenti. Kepalanya kembali pening ketika sesak menerjang pertahanannya. Alexa menatap Leo yang tak kalah terkejutnya.
Seketika Alexa menyungging senyumnya, "kenapa kaget gitu mukaknya?" Tanya Alexa, menyadarkan Leo.
Pandangannya beralih menatap Alexa. Ia melihat kedua netra Alexa yang memerah. Bahkan wajahnya terlihat seperti menahan sesuatu. Sungguh, Leo sangat kagum pada Alexa.
"Gue tanya, ngapain kaget gitu? Bukannya ini memang dari kalian ya?"
"Gue gak tau kenapa foto itu ada di sana," Lirih Leo sembari menunduk sekilas.
Tawa Alexa yang terdengar merdu membuat atensi Leo kembali mengarah padanya.
"Ini bener-bener amplop khusus buat gue ya?" Tanya Alexa sembari melihat kembali foto Leo dan Bella yang berpakaian santai itu, "tuh, bahkan ada tanggalnya. Belum lama ini," Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
Ficção Adolescente17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...