#NakalBerkelas XXXVIII

127 17 3
                                    

20.15

Leo kembali menghela nafasnya dan merebahkan diri di tempat tidur sembari merentangkan kedua tangannya ke samping dengan ponsel yang dibiarkan menyala.

Pikirannya menjadi tak fokus. Entah apa yang sedang ia risaukan juga tak tahu. Kalau sudah begini, pada siapa Leo bercerita?

Laki-laki itu beringsut duduk lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ia teringat pada kucing abu-abu yang sore tadi ia bawa pulang.

Awalnya, Leo pikir bunda akan mengizinkannya memelihara kucing tersebut. Tapi, Leo lupa kalau adiknya memiliki trauma terhadap kucing karna dulu saat Adri berusia 2 tahun, ia dicakar sampai infeksi.

Setelah bersusah payah membujuk bunda, akhirnya Leo memutuskan untuk memelihara kucing itu di sudut rumah yang tak bisa dijangkau adiknya, gudang.

Melihat Leo yang keluar dari kamar sembari mengacak rambut belakangnya, Riana penasaran kenapa wajah putranya sedikit masam sejak pulang sore tadi.

"Bang?"

Mendengar panggilan itu, Leo berbalik dan mendapati bundanya tersenyum hangat. Langkahnya mendekati sang bunda, "iya, bun?"

"Mau kemana jam segini? Biasanya masih belajar,"

"Mau ke gudang liat kucing." Sahut Leo tenang.

Riana mengusap wajah lembut wajah Leo, "kamu gak apa-apa kan, bang?"

Leo terkekeh sembari menggeleng lalu merangkul sang bunda, "amann, bun. Heran deh, kenapa semuanya tiba-tiba khawatir sama abang? Benu, Joko, Brian, semua pada nanya abang kenapa, padahal ka--"

"Mukak kamu soalnya kayak lagi nyembunyiin masalah," Sela Riana cepat sembari mencubit gemas hidung putranya, "abang itu terbiasa jujur dari kecil. Makanya kalo nyembunyiin masalah atau bohong, pasti kentara." Lanjutnya.

Leo membeo. Ternyata dia terlihat.. khawatir? Entahlah, Leo saja tidak mengerti apa yang sedang ia rasa. Bagaimana orang lain bisa mengerti perasaannya?

"Bunda mau kemana? Adri udah tidur?" Tanya Leo enggan membahas itu lagi.

"Tuh. Nonton tv di depan, Bunda mau susul sekarang. Inget cuci tangan habis pegang kucing," Ucap Riana lalu meninggalkan Leo yang tersenyum sembari mengangguk menanggapi ucapannya.

"Huh. Let's meet new friend!"

***

Pertama kali memasuki ruangan ini, Leo merasa takut. Saat itu dirinya baru berusia 3 tahun dan terjebak dalam gudang karena iseng mencoba masuk ke ruangan yang selalu terkunci ini.

Setiap teringat hal itu, Leo terkekeh sendiri. Seakan merutuki kebodohannya sendiri di masa kecil.

Gudang saat ia berumur 3 tahun dan sekarang berbeda. Sejak kejadian itu, gudang menjadi lebih rapi. Bahkan tertata seperti perpustakaan.

Leo masuk ke dalam dan mendapati kucingnya tengah tertidur di kandang yang diberikan oleh Brian.

Ia membungkuk, menyamakan posisi dengan kandang lalu membuka pintunya agar bisa mengelus kepala kucing itu.

Senyum Leo mengembang sempurna. Ia merasa memiliki teman berbagi sekarang. Ia memang memiliki sahabat, tapi tidak mungkin baginya untuk selalu berbagi masalah dengan mereka karena ia tahu kalau sahabatnya pasti memiliki masalah sendiri.

"Pules banget tidur lo. Bangun napa temenin gue," Ucap Leo lalu duduk bersila berhadapan dengan kandang kucing.

Kucing itu menggeliat, seakan mendengar permintaan Leo lalu berjalan ke pangkuan Leo.

BAD SMARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang