Saat hendak masuk ke dalam kamar, Alexa kira Leo sudah pulang. Ternyata laki-laki itu mengikutinya hingga di depan pintu kamar.
"Kok belum pulang?" Tanya Alexa.
"Gue cuma mau bilang," Ucap Leo kemudian sedikit membungkukkan badannya, berbisik di telinga kiri Alexa, "jangan pernah lakuin hal itu ke cowok lain." Lanjutnya dengan suara sedikit serak.
Tubuh Alexa seolah tersengat. Pipinya merona dan ia merasa pasokan oksigen di sekitarnya menipis. Sebisa mungkin ia mengendalikan diri agar tidak terlihat memalukan.
"Jawab aku, Alexa."
Alexa mengangguk cepat, "i-iya." Ucapnya dengan kepala sedikit menunduk, malu jika tatapan mereka bertemu.
Leo tersenyum hangat lalu mengacak pelan rambut Alexa, hal yang sangat ia sukai.
"Masuk. Cuci muka, sikat gigi, berdoa dan langsung tidur. Udah malem, jangan megadang karna belajar." Ucap Leo sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Iya." Sahut Alexa. Dengan cepat gadis itu masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu. Mengintip dari jendela, ternyata Leo sudah melangkah menjauhi kamarnya.
Ingin rasanya Alexa berteriak karna perasaannya saat ini. Bahagia bercampur malu! Bagaimana bisa dirinya mampu dikendalikan oleh rasa yang selama ini ia pendam?
Alexa menggeleng cepat sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangannya lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Merasa ada yang ganjal, Alexa tiba-tiba menghentikan langkahnya dan seketika berteriak teringat sesuatu.
"Ini jaket Leo kan masih di gue!"
***
Selama perjalanan pulang, perasaan bersalah terus menghantui Leo. Baginya, meskipun tujuannya baik tapi tetap saja dengan cara berbohong itu salah. Belum lagi saat ini percakapannya dengan Brian beberapa jam yang lalu terus terngiang dan memenuhi pikiran Leo.
"Lo udah temenin Alexa ke rumah sakit kan? Si Clara nanyain itu mulu jadi males gue."
"Nah kan, dia ngechat gue lagi. Katanya--"
"HAH? PARAH BOKAPNYA ALEXA YANG MASUK RUMAH SAKIT, YO? SI PAK MUD? KOK LO GAK CERITA?!"
Leo mendengus mendengar Brian yang terus saja bicara tanpa memberinya kesempatan menjawab, bahkan sekarang malah berteriak seenaknya.
"Sakit apa jir? Udah lama? Rumah sakit ma--"
"Lo nelpon buat mastiin gue atau introgasi calon mertua gue sih?" Ucap Leo cepat, tak tahan dengan Brian yang terus saja berbicara. "Gue udah di rumah sakit. Sekarang Alexa udah di ruang VIP Pak Mud dan gue di parkiran buat jawab telpon lo. Gak enak kalo di dalem," Lanjutnya.
"Ohh bagus lah. Kalo gitu gue bisa bilang ke Clara sekarang kalo sahabatnya aman." Sahut Brian di seberang sana dan Leo hanya berdeham.
Saat hendak memutuskan panggilan, Brian kembali bersuara membuat Leo mau tak mau kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Ehh bentar, Yo bentar. Gue mau tanya sesuatu sama lo,"
Leo menghela nafas pelan, "apa?"
"Lo lagi ada masalah apa sih? Gue yakin ada yang ngusik pikiran lo sekarang. Jangan bohong sama gue."
"Bisa gak usah bahas giniian di telpon? Bahas di sekolah kan bisa." Sahut Leo dengan setengah hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SMART
Teen Fiction17+ Lika-liku kehidupan yang penuh kejutan gadis itu rasakan di masa pencarian jati diri. Gadis manis yang memiliki sikap bertolak belakang dengan parasnya. Bersama seorang laki-laki yang tak sanggup menentang semesta, akankah mereka selalu bersama...