#NakalBerkelas XLVII

96 17 0
                                        

Alexa mengeratkan tangannya yang melingkar di pinggang Leo sembari meletakkan kepalanya di bahu laki-laki itu. Ia memejamkan kedua matanya dan menikmati angin malam yang membelai lembut wajahnya.

Leo yang melirik Alexa dari spionnya tersenyum tipis. Gadis itu terlihat tenang dan damai.

Tak ada perbincangan sepanjang perjalanan. Kedua insan ini menikmati waktu bersama di atas kendaraan bermotor sembari sesekali saling melirik dan tersenyum malu-malu lewat spion.

Selang 10 menit, akhirnya mereka tiba di salah satu tempat makan. Leo sengaja membawa Alexa kemari sekalian dinner.

Alexa melepas helm lalu menyerahkannya pada Leo. Gadis itu takjub melihat tempat makan di hadapannya.

Meski tak terlalu luas, tempat makan ini memiliki daya tarik sendiri dan unik karena meja untuk makan diletakkan langsung di tanah beralaskan tikar alias lesehan seperti cara makan di jepang.

Tempat makan ini hanya beratap anyaman namun terlihat kuat dengan beberapa pilar berupa kayu kokoh. Tempat makan ini juga menyuguhkan pemandangan cantik karena dari sini, kita bisa melihat lampu pemukiman warga di bawah sana seperti bintang. Ditambah dengan lampu tumbler yang terlilit dibeberapa pilar, membuat suasana tempat makan ini semakin indah.

Alexa sangat menyukai tempat ini. Dengan cepat ia mengajak Leo duduk di meja yang kosong.

Usai Leo memesan makanan untuk mereka, atensi Alexa masih tertuju pada pemukiman warga yang terlihat begitu indah di bawah sana.

"Kamu pinter deh nyari tempat. Aku suka!" Ucap Alexa sembari menopang dagu dengan kedua tangannya.

Dalam hati Leo ikut senang melihat Alexa tersenyum bak anak kecil seperti ini. Sangat manis.

"Besok-besok mau ke sini lagi?" Tanya Leo yang membuat Alexa menoleh dan mengangguk antusias.

"Mau mauu!!"

Leo terkekeh pelan lalu mengangguk. Sebenarnya, ada yang mengganggu pikiran Leo saat ini. Tentang Alexa yang menahan kesal di kafe beberapa waktu yang lalu.

Baru saja Leo hendak menanyakan hal itu, seorang pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Kedua insan itu mengucapkan terimakasih lalu menikmati makanan di hadapan mereka.

Leo memutuskan untuk bertanya saat mereka selesai makan saja.

***

Di sisi lain, gadis itu menatap kosong ke luar jendela sembari memutar bolpoin di tangannya. Bukunya dibiarkan terbuka tanpa dibaca. Saat ini pikiran gadis itu hanya pada sang kakak, Alexa.

Dita menghela nafas pelan. Lantas gadis itu menutup buku dan meletakkan bolpoinnya. Beranjak dari meja belajar untuk meminum segelas air mineral di dapur.

Saat melewati kamar Tisa yang pintunya sedikit terbuka, Dita melihat mamanya tengah mengacak laci meja, seperti mencari sesuatu.


"DIMANA SIH?!" Ucap Tisa kesal karena tak kunjung mendapatkan apa yang ia cari.

Wanita itu menyisir rambutnya asal dengan jari lalu berkacak pinggang.

"Perasaan gue taruh di laci ini. Tapi kok gaada," Gumam Tisa.

Perlahan Dita masuk ke dalam kamar Tisa dengan perasaan khawatir.

"Ma, mama cari apa?" Tanya Dita membuat Tisa menoleh.

BAD SMARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang