#NakalBerkelas XXX

172 26 18
                                        

"Kakak?" Ujar Dita, berhadapan dengan Alexa juga Leo. "Akhirnya kakak dateng," lanjutnya.

Alexa tak menjawab. Pandangannya tertuju pada ruang VIP di hadapannya.

"Ruang bapak?"

Dita mengangguk, "iya kak. Ayah dirawat di sini,"

Leo yang berada di belakang Alexa menyentuh bahu gadis itu, mencoba menenangkan. Ia melihat Alexa sedikit gemetar dan Leo tidak ingin terjadi sesuatu padanya.

"Tapi kak, ada yang mau aku omongin sebentar,"

Alexa menoleh ke arah Dita dan menaikkan satu alisnya, menunggu Dita kembali bicara.

"Ini menyangkut ayah, jadi aku minta maaf dulu sama pacar kakak soalnya ini privasi." Ujar Dita lalu menoleh ke arah Leo. "Kakak mohon ngerti ya?"

Alexa ikut memandang Leo, memberikan senyum manisnya seakan berkata, gue aman dan lo tunggu sebentar.

Leo hanya mengangguk dan berbalik meninggalkan saudara tak sedarah itu.

"Apa?" Tanya Alexa dingin.

"Kak, ayah kena tumor otak dan udah termasuk ganas," Ucap Dita dengan kepala sedikit menunduk. "Aku kira ayah cuman gak enak badan, makanya aku waktu itu cuman bawa ke puskesmas. Tapi, makin ke sini ayah semakin drop. Aku bingung kak,"

Dita menatap Alexa tengah bersidekap dan kedua maniknya terlihat merah.

"Mama juga keluar kota lagi kak. Katanya ada tugas di sana, dan aku udah sempet hubungin mama kalo ayah sakit. Tapi mama bilang gabisa ninggalin kerjaannya gara-gara udah deadline,"

Alexa hanya tersenyum miring mendengarnya. "Trus?"

Dita kembali menunduk, menimang apakah harus mengatakannya atau tidak.

"Bilang atau gue suruh Leo balik ke sini?" Tanya Alexa tak ingin membuang waktu.

"Jangan, kak!" Refleks Dita. "Jangan panggil dia dulu, aku belum selesai bicara,"

Alexa mengangguk dan duduk di kursi yang ada di belakangnya. Ia hanya menatap Dita yang kini juga mengambil posisi duduk di sebelah kanannya.

"Kak, kakak tau kan kalo sakit ayah gak main-main?"

Alexa mengangguk.

"Dokter saranin buat operasi, kak. Dan aku bingung mau ngomong sama siapa. Kalok sama mama pasti gabakal digubris, karna mama juga pasti lagi pusing sama kerjaannya. Cuman kakak satu-satunya harapan Dita,"

"Maksud lo?" Tanya Alexa kurang mengerti.

"Tolong bantu bayar biaya operasi ayah, kak."

Sontak Alexa berdiri. Sama sekali ia tidak menyangka kalau Dita akan memintanya untuk membayar biaya operasi. Sedangkan dirinya sendiri hidup lepas dari gelimang harta.

"Lo udah mikir kalo ngomong?" Tanya Alexa tegas, membuat Dita tak lagi menunduk seperti tadi.

Tersirat emosi di kedua mata Dita yang membuat Alexa semakin tak mengerti.

BAD SMARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang