15. Malu

4K 507 29
                                    

Atau sekarang aku mulai menjatuhkan hatiku padamu?

Atau sekarang aku mulai menjatuhkan hatiku padamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bantu koreksi kalo ada typo:)

Happy Reading!

Mika berjalan menuju kelasnya dengan wajah muram. Ia masih sangat kesal dengan sikap Dito, tadi apa-apaan coba? Dirinya terlihat seperti mengadukan Bian kepada cowok itu.

Rasanya ia ingin mencakar wajah Dito tapi takut membuat kegantengan si Ketua The Lion itu luntur.

Mika menghela napas, melirik Siska yang berjalan di sampingnya. "Siska ... kak Dito nyebelin parah," kesalnya.

"Hm."

"Pengen jambak rambutnya!"

"Hm."

"Apasih ham-hem, ham-hem. Kak Dito kayaknya terkontaminasi abang gue. Nyebelin pokoknya."

Siska tak menanggapi keluhan Mika. "Hm."

"Tau ah." Mika berjalan mendahului Siska.

Mika sampai di ambang pintu kelasnya, ternyata teman sekelasnya banyak yang sudah berada di kelas. Memang beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Saat matanya sedang asyik menelisik seisi kelas. Tiba-tiba saja tubuhnya terhuyung ke depan dan hampir saja ia tersungkur, untungnya ada seseorang di belakangnya yang menahan pergelangan tangan Mika.

"Kay, kamu gak papa, Sayang?" tanya orang itu.

Mika mendelik, apa-apaan ini?

"Lepasin ih." Mika menepis tangan yang tadi dipegang oleh orang yang memanggilnya sayang.

"Sayang katanya," ledek Aidan menggoda.

Ya, siapa lagi kalau bukan Aldo yang berani memanggil Mika seperti itu.

"Lo sih, Dan. Pake ngajak taruhan segala, Kay jadi kesenggol, 'kan." Aldo menyalahkan Aidan yang mengusulkan untuk taruhan. Siapa yang sampai duluan ke kelas, akan mendapat traktiran makan di kantin seminggu full oleh pihak yang kalah.

"Lo-nya juga malah mau," sela Aidan tak terima disalahkan.

"Bakalan ada yang CLBK gak sih?" Yasa ikut menggoda Mika, sebenarnya agar perdebatan kedua temannya itu tidak berkepanjangan.

"Do'ain aja yang terbaik buat kita," balas Aldo dengan ekspresi penuh keseriusan.

"Gak jelas banget. Minggir! Kita ngalangin jalan nih, yang lain pada mau masuk."

***

Mika terus mengarahkan tatapannya ke pintu yang sekarang terbuka lebar. Bu Ratna, guru yang mengajar mata pelajaran Geograpi tidak kunjung datang.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang