40. Dito

3.1K 401 2
                                    

Rasa simpatiku lebih besar dibanding dengan amarah yang selama ini ku pendam terhadapmu.

Vote dulu!!

Sorry for typo:)

Happy Reading!!



"Saya suka kamu, Mikayla."

"Saya suka kamu, Mikayla."

"Saya suka kamu, Mikayla."

Kalimat itu terus-menerus berputar di kepala Mika. Hal tersebut sampai membuat gadis berambut panjang itu kesulitan untuk tidur semalaman. Akibatnya, ia sampai terlambat bangun dan membuatnya berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa.

"Cepet elah, Bang. Sepuluh menit lagi gerbang sekolah Kay ditutup." Mika berteriak seraya menepuk-nepuk punggung Duta.

"Sabar, Saodah. Dikira Abang punya kekuatan super aja, bisa langsung nyampe!" sentak Duta kesal.

Pada akhirnya Mika dapat bernapas lega. Walaupun gerbang Cakrawala terlihat sesak karena banyak orang yang berhamburan untuk masuk, mungkin karena bel akan segera berbunyi. Setidaknya Mika tidak terlambat.

"Bang, Kay udah rapi belum?"

"Heem."

"Cantik gak?"

"Iya."

Mika terkikik geli mendengar respons malas-malasan dari Duta. Bagaimana Duta tidak kesal, dibangunkan tiba-tiba oleh Camila karena disuruh mengantar sang adik. Bahkan nyawanya belum terkumpul.

Duta kira Mika akan dijemput oleh bocah tengil yang berstatus sebagai mantan kekasih adiknya itu. Namun nyatanya tidak. Duta jadi kesal pada bocah bernama Renaldo itu. Bagaimana tidak, ketika tidak dibutuhkan malah berkeliaran di dekatnya, ketika dibutuhkan malah menghilang bak ditelan bumi.

"Makasih ya, Bang, udah nganterin Kay, sekarang Abang bisa tidur lagi. Sini cium dulu." Mika mendekatkan bibirnya ke pipi pemuda itu bermaksud untuk menggoda.

Buru-buru Duta menahan wajah Mika. "Gak perlu, geli tau. Udah gih sana masuk! Telat entar nyalahin Abang."

Mika menurut, gadis itu berjalan dengan semangat dan sesekali menyapa orang yang dikenalinya. Matanya seketika menyipit mendapati pemandangan di hadapannya, lalu selanjutnya tersenyum geli.

Aldo mengendarai motor dengan Bian yang berada di boncengannya, pemandangan itu membuat perasaan Mika menjadi lega. Ia kira perkelahian kakak beradik itu akan membuat hubungan mereka merenggang. Nyatanya tidak, mereka semakin lengket saja.

Setelah diketahui oleh seantero sekolah bahwa Aldo dan Bian adalah kakak beradik. Mereka jadi semakin kompak, sampai-sampai berangkat ke sekolah bersama dengan memakai motor Aldo, meskipun biasanya Bian memakai mobil.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang