7. Berkorban

5.3K 680 61
                                    

Kamu selalu memiliki cara agar aku selalu teringat padamu.

Kamu selalu memiliki cara agar aku selalu teringat padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Hari ini Mika datang lebih siang dari pada biasanya, alasannya karena ia berangkat diantar sang Papa. Karena menggunakan mobil, jadi tidak bisa menyalip seperti yang biasa dilakukan Duta.

"Mika sekolah dulu ya, Pa. Semoga Papa cepet pensiun dari bang toyib." Mika menyalimi punggung tangan Handika.

"Ada-ada aja kamu," ucap pria paruh baya itu sambil tekekeh.

"Dadah, Papa." Mika melambaikan tangannya, selanjutnya mobil yang tadi ditumpanginya melaju meninggalkan SMA Cakrawala.

Mika bersenandung kecil, mood-nya hari ini sedang bagus. Jangan sampai ada yang merusak. Awas saja kalo ada, Mika akan mencakar wajah orang itu.

Saat di koridor kelasnya Mika bertemu dengan Bian, entah apa yang dilakukan Bian pagi ini di depan kelasnya. Masa iya mau ngapelin dia?

"Loh, Kak Bian. Habis dari mana?"

"Nyariin kamu. Saya mau menginfokan kalau nanti semua anggota OSIS wajib hadir," jelasnya.

Seneng deh dicariin Bian.

"Bukannya tadi udah diumumin di grup chat ya, Kak?" heran Mika.

"Biar pada inget. Saya duluan," pamit Bian sambil berlalu.

Bian benar-benar datar, tidak ada senyum sama sekali. Mika jadi mengingat kembali kapan ia melihat Bian tersenyum? Lebih tepatnya kepada dirinya.

Tak lagi memikirkan Bian, kini tangan Mika sibuk Meraba kolong meja seperti biasa. Yap, ketemu dua susu kotak rasa stroberi dan sticky note warna kuning.

Jangan lupa tersenyum Mikayla:)
-A

Mika refleks tersenyum, secret admirer-nya ini memang sangat pengertian. Bolehkah kalau besok ia meminta coklat saja biar tidak bosan, tapi susu kotak masih diterima kok, soalnya gratisan.

Tapi itu seperti tidak tau diri, ya?

Sebenarnya Mika belum bercerita tentang pengagum rahasia ini ke siapa pun, termasuk Siska. Tapi biarlah ini menjadi rahasia dirinya.

***

Mika duduk di bangkunya seraya menyedot susu kotak gratis yang biasa ia dapatkan setiap hari. Mengapa sudah sesiang ini Siska belum datang? Mika kira dirinya yang datang paling siang, ternyata tidak.

Tiba-tiba orang yang sedang ia pikirkan melintas di depannya lalu duduk di sebelahnya.

"Tumben siang?"

"Kesiangan gue. Gara-gara ngerjain PR matematika," jawab Siska jujur.

"HAH?! Ada PR gitu?" cecar Mika panik.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang