12. Dilabrak?

4.1K 617 60
                                    

Saat melihatmu, aku selalu teringat akan kisah kita.

Saat melihatmu, aku selalu teringat akan kisah kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Suasana kelas 11 IPS 2 tidak bisa dikatakan kondusif. Bukannya mengajak teman sekelas untuk menciptakan suasana yang tentram, Aidan yang notabennya adalah Ketua Kelas malah ikut membuat keributan.

Aldo, Aidan, dan juga Yasa saling berteriak dengan tangan yang sama-sama memegang ponsel miringnya. Mika sebagai wakil memilih menghampiri Aidan yang sedang fokus dengan ponsel dan sesekali berteriak.

"Aidan!" panggil Mika masih sabar.

Namun Aidan tidak menggubris panggilannya. Bukan apa-apa, kepala Mika sudah pening karena tadi dipusingkan oleh soal Matematika yang pak Salim berikan. Sekarang, ditambah dengan jamkos yang membuat suasana kelas semakin riuh.

Seharusnya sekarang mata pelajaran Sejarah, tetapi karena guru yang bersangkutan tidak bisa hadir dan juga tidak memberikan tugas apapun terciptalah kondisi kelas yang berantakam seperti sekarang.

Tadi sudah ada peringatan dari guru yang mengajar di kelas sebelah untuk tidak ribut. Dan seluruh murid 11 IPS 2 mengiyakan, tetapi ternyata tidak dituruti sama sekali.

Mika yang geram karena diabaikan, sehingga gadis itu menggebrak meja seraya memekik. "AIDAN IH!!!"

Kelas seketika senyap, Aidan yang diteriaki pun terpelonjak kaget. Begitu pun dengan Aldo dan Yasa yang duduk di bangku yang sama.

Aidan yang menyadari kehadiran Mika langsung menormalkan ekspresinya dan memasang raut seolah bertanya. "Apa?"

Mika jadi tersenyum canggung karena semua pasang mata tertuju padanya. "Bukannya tadi disuruh jangan ribut? Kenapa lo-nya malah ikut-ikutan ribut sih, Dan?"

"Eh lupa," katanya sambil menggaruk kepala canggung.

"HEH JANGAN RIBUT DONG!!"

Hening.

"Harusnya ngomong gitu tuh pas tadi, Dan. Sekarang mereka emang udah pada diem," celetukan Mika memecah keheningan yang tercipta setelah teriakan Aidan.

Aldo tertawa keras, disusul tawa Yasa dan teman-teman sekelasnya. Wajah Aidan sontak memerah menahan malu. Tapi Mika tak peduli.

Mika kembali menuju bangkunya yang sekarang ditempati bersama Yura. Mika jadi merasa tidak kesepian lagi semenjak Yura selalu bersamanya.

***

Rambut? Oke.

Baju? Udah rapi.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang