34. Her Worst Birthday

3.1K 461 19
                                    

Dipatahkan oleh dua orang sekaligus di waktu bersamaan.


Vote dulu!!

Happy Reading!!

Aldo berbaring telungkup di tempat tidur miliknya sembari bermain ponsel. Cowok itu berdecak kesal karena sang mantan pacar yaitu Sheila, menerornya dengan mengirimkan chat dan telpon secara terus menerus.

Aldo merasa risih akan hal itu. Coba saja jika waktu itu ia tak menjadikan Sheila sebagai pacar, pasti sekarang Aldo akan hidup tentram dan tak merasa terganggu seperti saat ini.

"Apa sih nelpon-nelpon mulu? Gue lagi main game."

Setelah mengucapkan kalimat itu, tanpa merasa berdosa Aldo langsung memutus sambungan telpon dan tak membiarkan Sheila membuka suara.

Aldo heran, mengapa Sheila tergila-gila seperti ini kepadanya, menurutnya ini terlalu berlebihan. Aldo akui memang dirinya sangat tampan, tapi bisakah Sheila tak merecokinya dan tidak terobsesi padanya.

Lagi pula dulu ia menjadikan Sheila sebagai pacar karena ingin mengetahui informasi tentang SMA Cakrawala.

Tadinya Aldo tidak akan bersekolah di Cakrawala, melainian di SMA Bhakti. Namun, setelah melihat nama Mikayla Anjanie tertera di organigram OSIS milik kakaknya, Aldo langsung mengatakan kepada mami dan papinya untuk bersekolah di sana. Untung saja hal itu didukung oleh kedua orang tuanya.

Pintu kamarnya berdecit, pertanda ada seseorang yang memasuki kamarnya.

"Ada apa, Nal? Mami bilang gue disuruh nyamperin lo," kata Bian to the point.

Aldo mengubah posisinya menjadi terlentang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang.

"Tuh ambil undangan di sebelaj jam, buat lo, Kak." Tunjuk Aldo pada meja di sisi ranjang.

Bian menurut, lalu membaca undangan tersebut. "Mikayla ultah? Gue beneran diundang?" Bian mengangkat sudut bibirnya ke atas.

Aldo diam-diam memperhatikan raut bahagia di wajah sang kakak.

"Iya Kak. Tadinya dia mau ngasih langsung, tapi gara-gara jam istirahatnya keburu habis, jadi gue inisiatif nawarin buat ngasih ke elo," terang Aldo.

"Padahal suruh dia yang ngasih sendiri, gue udah lama gak ngobrol sama dia."

Aldo terdiam.

Karena tak mendapat jawaban dari sang adik membuat Bian memilih untuk membuka ponselnya. Pemuda itu tertegun setelah melihat potret gadis pujaannya bersama sang adik.

"Lo deket banget sama Mikayla, ya?"

Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Bian membuat Aldo mengalihkan perhatiannya dari ponsel. "Ya gitu deh. Namanya juga temen sekelas."

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang