Tidak ada yang lebih menyenangkan selain mengetahui jika orang yang disukai membalas perasaan kita.
Vote dulu
Happy Reading!!
Mika mengangguk. "Kak Dito kenapa masih nyimpen susu kotak di meja aku?"
Dito terdiam, tak mengerti apa maksud dari kalimat yang dilontarkan gadis di hadapannya. "Aku gak pernah nyimpen susu kotak di meja kamu," sanggahnya.
"Gak usah bohong deh, Kak," balas Mika tak percaya.
Dito terkesiap. "Beneran, aku gak bohong. Dari pertama aku deketin kamu sampe sekarang kamu marah sama aku, aku sama sekali gak pernah simpen apapun di meja kamu."
"Aku ... juga mau minta maaf sama kamu. Kamu pasti marah sama aku dan ngerasa gak percaya diri gara-gara aku. Aku minta maaf, Kay. Jujur, awalnya aku deketin kamu cuman karena taruhan sama Dion aja. Tapi lama-kelamaan aku terjebak sama permainanku sendiri. Aku nyaman sama kamu, kayaknya a-aku suka sama kamu," dan aku pengen kamu jadi pacar aku, Dito hanya mengucapkan kalimat terakhir dalam hati.
"Jujur, Kay, aku gak bisa nahan lagi buat ngungkapin ini sama kamu. Aku gak tau tepatnya mulai dari kapan. Tapi, setiap aku lihat kamu yang gak ngasih senyum sama aku rasanya ngeganjal banget, Kay."
Ketika Dito mengucapkan sederet kalimat panjang kepadanya, Mika hanya memandang dalam manik coklat laki-laki itu. Dan ia terpaku mendengar kalimat demi kalimat yang diutarakan Dito dengan nada lembut dan bersungguh-sungguh.
Gadis itu terdiam dengan mata yang menyorot si lawan bicara. "Aku g-gak--"
"It's okay, aku gak minta kamu buat bales perasaan aku. Dengan kamu nerima maaf dari aku aja udah lebih dari cukup." Dito tersenyum tipis, mencoba menutupi rasa kecewanya atas penolakan tersirat dari Mika.
Beberapa saat Mika kembali terdiam. "Emang aku udah maafin Kak Dito gitu?" tanya Mika dengan nada bercanda, berniat untuk menghilangkan suasana aneh.
Dulu, Mika pernah berharap bahwa Dito akan mengungkapkan perasaannya kepada dia seperti sekarang. Bahkan, ia juga sempat menyimpan setitik rasa untuk cowok itu.
Namun itu dulu, sekarang pandangannya terhadap Dito telah berubah, Mika hanya menganggap Dito sebagai tetangga dan kakak kelasnya.
"Aku minta maaf. Pasti aku udah bikin kamu sakit hati banget, ya. Harusnya kamu aduin aku ke bang Duta, biar aku digorok sama dia, aku terlalu pengecut buat ngakuin kebrengsekan aku ke bang Duta." Dito malah membalas candaan Mika dengan serius.
"Apa sih, Kak? Bercanda juga, baperan baget ihhh."
Dito tergagap. "Y-ya aku kira beneran."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKADO [END]
Teen FictionMika tuh sukanya sama si Ketua OSIS. Tapi kenapa malah si Kapten Basket yang mepetin dia? Belum lagi, si mantan pelitnya malah nampakin wujudnya lagi setelah satu tahun gak ketemu. Ini tentang mereka yang tak sengaja dipertemukan kembali -MIKADO **...