Suasana di salah satu rumah yang terletak di komplek perumahan elit itu nampak ramai oleh lalu lalang orang-orang. Ada yang memasang pernak-pernik bertema kartun, ada yang memasang hiasan di taman belakang rumah, dan ada juga yang sibuk menyiapkan konsumsi serta kue-kue.
Melihat hal itu, balita gembul yang sedari tadi menyaksikan keramaian di rumahnya mulai merasa bosan. Balita itu menatap tulisan Happy Birthday Aleya Sashita Maharani, lengkap dengan angka empat di sana. Walaupun balita itu tak bisa membaca semua deretan huruf yang ada di sana, ia tetap tahu jika namanya tertera di sana, ia sering diajarkan oleh abang Renal-nya untuk mengeja huruf A-L-E-Y-A.
Mami, papi, kakak, dan abangnya sepertinya sedang sibuk mempersiapkan acara, namun Aleya tak tahu pasti apa yang sedang mereka lakukan. Maminya menyuruh Aleya bermain di ruang tengah bersama setumpuk mainan. Tapi pada akhirnya Aleya mulai merasa bosan, untuk itu dia berada di sini.
Kaki mungil itu berjalan mengusuri lantai rumah hingga sampai ke depan pintu yang dibiarkan terbuka lebar. Aleya berpapasan dengan dua orang yang sedang membawa kue ulang tahun berkarakter Masha and The Bear yang tidak lain adalah kartun kesukaannya.
"Kue punya Aleya. Ada Masha-nya," celetuk balita itu menghadang jalan keduanya sembari menunjuk objek yang dimaksud.
Perempuan yang membawa kue itu terkekeh gemas. "Oh... ini ya, yang ulang tahun. Nanti potong kuenya, ya. Sekarang Dek Aleya kepinggir dulu. Berat nih kuenya ada beruang di sininya." Memang benar kue berkarakter Masha and The Bear itu lengkap dengan karakter si beruang di sana.
Aleya mengerjap lucu. "Iya, Tante. Jagain, ya. Takut dicuri sama Edo." Edo adalah tetangga Aleya yang seumuran dengannya. Edo selalu usil, Aleya jadi sebal.
Setelah tante pembawa kue itu beranjak, Aleya memerhatikan gerbang depan rumahnya. Rupanya ada Masha di gerbang sana. Aleya berpikir jika Masha juga datang ke ulang tahunnya. Tapi mengapa Masha sebesar itu? Padahal yang Aleya lihat di televisi Masha sangat kecil.
Karena penasaran, Aleya mulai mencari sandal agar ia bisa melihatnya ke sana. Kata mami, Aleya harus memakai sandal jika bermain ke luar rumah.
Sandal kecil bergambar lagi-lagi kartun Masha sudah terpasang di kaki gempal Aleya. Balita itu mulai berjalan mendekati objek yang sedari tadi membuatnya penasaran.
"Wah... Masha besar sekali," gumam Aleya takjub memandang balon di depannya.
Aleya memberanikan diri menyentuhnya, namun Masha tidak bergerak. Padahal di televisi itu Masha sangat aktif dan menggemaskan walaupun Aleya tak mengerti apa yang Masha ucapkan.
Aleya berpikir sejenak, lalu melangkah untuk pergi ke rumah Edo dan mengatakan jika ia mempunyai Masha yang besar. Pasti Edo akan merasa iri. Ini balasan dari Aleya karena Edo menolak ajakannya kemarin.
Balita yang masih memakai piyama dan lagi bermotif Masha mulai berjalan menuju rumah Edo. Namun saat sampai di depan gerbang rumah Edo, Aleya malah memilih berubah pikiran dan kembali berjalan lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKADO [END]
Teen FictionMika tuh sukanya sama si Ketua OSIS. Tapi kenapa malah si Kapten Basket yang mepetin dia? Belum lagi, si mantan pelitnya malah nampakin wujudnya lagi setelah satu tahun gak ketemu. Ini tentang mereka yang tak sengaja dipertemukan kembali -MIKADO **...