18. Tak Lagi Sama

3.4K 475 13
                                    

Mulai saat ini, antara aku dan kamu semuanya tak lagi sama.

Mulai saat ini, antara aku dan kamu semuanya tak lagi sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!


Mika membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Butuh perjuangan untuk dia bisa sampai ke kamarnya tanpa diketahui oleh Caila dan Duta.

Mana mungkin kanjeng ratu dan abang tercintanya itu akan tinggal diam jika melihat ia pulang dengan mata sembab. Pastinya Mika akan dicecar habis-habisan.

Camila sedang berkunjung ke rumah tetangga sebelah untuk mengantar kue. Mika mengetahui hal itu karena saat ia melewati rumah sebelah dengan ojol-nya, dia melihat Mila sedang bercengkrama dengan pemilik rumah sembari membawa satu toples kue di tangannya.

Sementara Duta, jika sedang berada di rumah di jam seperti ini. Pastinya pemuda itu sedang tertidur pulas, minimal dua jam lamanya. Dan ternyata dugaannya memang benar, saat tadi ia menyambangi kamar Duta, pemuda itu tengah tertidur dengan mulut terbuka. Huh! Mika bisa bernapas lega karena hal ini.

Mika memilih untuk memandangi langit-langit kamarnya, memikirkan kembali kalimat demi kalimat yang tadi ia dengar keluar dari mulut Dito, kalimat terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Perih, sesak, sekaligus marah yang sedang Mika rasakan saat ini. Bisa-bisanya Dito berbuat sejahat itu kepada dirinya. Jika saja Mika mengadukan hal ini kepada Duta, mungkin saja Dito benar-benar sudah digorok oleh abang tersayangnya itu.

"DUH ANAK GADIS, PULANG SEKOLAH BUKANNYA GANTI BAJU INI MALAH TIDUR!" Mika menggeliat mendengar teriakan nyaring Camila yang memasuki indera pendengarannya.

Rupanya Mika tertidur dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya. Pantas saja hal itu membuat kanjeng ratu mengomel.

Sementara itu, Camila bergegas untuk menyimpan tas sekolah milik Mika di tempat yang semsestinya. Wanita itu merasa heran dengan anak gadisnya yang begitu pemalas, sampai-sampai tas sekolah saja disimpan di atas ranjang.

"Cepet turun ke bawah, Didit nanyain kamu tuh," titah Mila menghampiri Mika yang masih setia berbaring.

"Bangun dong Sayang, kamu belum makan juga. Gak laper apa?" Camila mulai melunak, ia tak tega melihat putri bungsunya yang terlihat lelah dengan penampilan yang acak-acakan.

Mika merubah posisinya menjadi duduk sembari bersandar di kepala ranjang. "Iya ini bangun ..."

"Didit ada di bawah." Mila mengusap rambut berantakan anaknya.

Mika terdiam. "Aduh ... Kay lupa. PR buat besok belum di kerjain, gimana ya, Ma? Mana banyak lagi." Mika berujar seraya menepuk kepalanya, seolah benar-benar melupakan sesuatu.

"Ya kerjainlah."

"Yaudah. Kalo gitu Kay mandi dulu deh, terus langsung kerjain PR. Tolong sampein ke Kak Dito ya, Ma. Kay gak bisa nemuin dia," pint memohon.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang