25. Punya Adik

3.5K 489 35
                                    

Entah mengapa jika kamu menatapku, pipiku selalu bersemu dibarengi dengan jantung yang berdetak kian kencang.

Entah mengapa jika kamu menatapku, pipiku selalu bersemu dibarengi dengan jantung yang berdetak kian kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu
Happy Reading!!

"Buku sejarah tebel, sebelas IPS dua juga jauh dari sini," ujar cowok jangkung berambut kelimis tersebut.

Mika menelan ludah susah payah saat matanya bersibobrok dengan netra coklat cowok itu. Saat aroma khas Bian memasuki indra penciumannya, jantungnya berdegup semakin kencang. Lihatlah, rambut kelimis cowok itu masih menjadi salah satu bagian favoritnya.

"K-kak Bian," sapanya terbata-bata.

Bian mengangguk. "Ayo! ke kelas kamu." Bian berjalan mendahului Mika dengan setumpuk buku di tangannya

Eh anda ketahuan loh jadi pengagum rahasia saya, bisa-bisanya anda masih santai begitu, ingin rasanya Mika berteriak kepada Bian saat ini juga.

Mika mengekori Bian bak anak ayam yang mengekor kepada induknya. Apa sekarang ini ia termasuk sedang PDKT? mengingat fakta yang ia ketahui tadi pagi, membuat pipinya kembali memanas.

Untuk menyembunyikan semburat di pipinya Mika menundukkan kepalanya dengan pandangan tertuju ke buku paket yang ia pegang, lalu ia tersenyum.

"Aww!!" pekiknya tiba-tiba.

Mika mengelus dahinya yang mengenai punggung Bian, terasa nyut-nyutan karena punggung laki-laki itu sangat keras seperti batu.

"A-ada apa, Kak?" tanya Mika karena tiba-tiba saja Bian membalikkan tubuhnya sehingga mereka saling berhadapan. Sial, suaranya terdengar gugup.

Bian menaikkan sebelah alisnya. "Sakit?" tanyanya polos.

YA IYALAH ORANG GUE NABRAK PUNGGUNG LO YANG SEKERAS BETON!!

"Emm sedikit, Kak."

"Kamu kalo jalan emang suka nunduk gitu, ya?"

Mika mengerjapkan matanya berkali-kali. "Hah?! Eng-enggak kok."

Bian mengangguk. "Besok rapat buat persiapan pemilihan ketua OSIS yang baru, 'kan?" Bian kembali berjalan, tetapi sebelumnya memberi kode kepada Mika agar berjalan beriringan.

"Iya, Kak. Kakak udah tau kandidatnya?"

"Belum. Rania belum ngasih tau. Kamu udah tau?"

"Kurang tau sih, Kak. Taunya cuma Gemi anak IPA satu doang." Pasalnya Gemi pernah mengatakan kepada Mika sewaktu berpapasan di kantin, katanya cowok itu akan mencalonkan diri sebagai ketua OSIS yang baru.

"Gemi?"

"Akbar Gemilang, Kak. Yang minggu kemarin jadi pemimpin upacara," terang Mika.

Bian mengangguk-anggukan kepalanya, mengingat betul siswa yang menjadi pemimpin upacara minggu kemarin, karena ia memang berada di barisan paling depan.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang