16. The Lion

3.6K 505 30
                                    

Hari ini aku menyaksikam sisi lain dari dirimu.

Hari ini aku menyaksikam sisi lain dari dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Sedari tadi Mika sudah merasa tak nyaman karena kehadirannya di tengah-tengah anggota The Lion yang notabennya adalah laki-laki.

Namun Mika bisa bernapas lega karena sedari tadi Dito menyadari ketidaknyamanannya saat ia berada di sana. Cowok itu sesegera mungkin mengambil helm, yang menjadi alasan utama mereka datang ke basecamp The Lion ini. Dan langsung beranjak untuk pulanf.

Tersadar dari lamunannya, seketika gadis itu mengeratkan pegangannya di pinggang Dito. Karena tiba-tiba saja cowok itu menambah kecepatan laju motornya.

Dito belum pernah memboceng Mika dengan kecepatan setinggi ini, walau seburu-buru apapun Dito akan memprioritaskan keselamatannya.

"Pegangan yang erat, Kay," titah laki-laki di balik helm fullface hitamnya.

"Ada apa, Kak?"

Dito tidak menjawab. Untuk itu, Mika lebih memilih menutup rapat bibirnya. Namun keterdiamannya tidak bertahan lama, karena Dito tidak membawanya menuju jalan pulang. Melainkan ke gang kecil.

Mika jadi merasa was-was. "Kok ke sini sih?" tanyanya seraya melonggarkan pegangan di pinggang cowok itu.

Tak menyahut, Dito malah mengambil kedua tangan Mika agar kembali memeluk erat pinggangnya. Matanya melirik spion yang terpasang di motor. Rupanya ketiga motor itu masih mengikutinya.

"Bangsat!" umpat Dito keras.

Mika yang mendengar umpatan Dito, langsung menegakkan tubuhnya yang tadi disandarkan di punggung lebar cowok itu.

Rupanya di depan mereka berada di jalan buntu. Mika yang masih tidak mengerti pun menolehkan arah pandangnya ke belakang. Di sana ada tiga orang laki-laki memakai motor merah berpolet hitam dengan celana SMA dan helm fullface-nya.

Yang Mika tahu, mereka bukan anak Cakrawala, karena ia tidak pernah melihat postur tubuh seperti mereka. Jaket yang melekat di tubuh ketiganya pun bukan jaket yang serupa dengan milik Dito, yang biasa ia pinjam.

"Kirim lokasi kita ke Dion!" Dito menyodorkan ponsel kepada Mika dengan tangan kirinya.

Mika menurut, dengan gemetar ia mencari kontak Dion, lalu dengan cepat mengirimkan lokasi mereka saat ini.

Dito membelokkan motornya untuk berbalik, namun urung karena langsung di hadang oleh ketiga motor tersebut. Dan suasana mulai terasa mencekam.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang