8. Serangan Dadakan

5K 652 49
                                    

Entah sedari kapan, senyummu adalah hal yang selalu ku nantikan.


Happy Reading!

Gadis dengan kuncir kuda itu merapihkan kunciran rambutnya yang sudah memudar. Tadi sebelum itu, dia sudah lebih dulu mencuci wajah kusamnya dan memakai pelembab. Tak lupa dia juga menambahkan lip balm tanpa warna di bibirnya.

Ini sudah waktunya pulang. Bel juga telah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Mika berada di toilet untuk membenahi penampilannya karena ia tidak ingin terlihat berantakan di mata Bian.

Ya, setelah ini Mika akan menghadiri rapat OSIS yang pastinya akan bertemu sang pujaan hati.

Mika membereskan alat make up-nya dan bergegas menuju ruang OSIS. Dia tidak ingin terlambat seperti waktu itu. Untuk memastikan penampilannya, gadis itu kembali menilik penampilannya pada cermin besar yang berada di hadapannya.

Suasana di ruang OSIS sangat ramai,  terdengar suara orang-orang saling bersahutan. Mika memerhatikan sekelilingnya, mereka asik dengan dunianya sendiri.

Bian, selaku ketua. Belum menampakkan batang hidungnya, padahal Mika sudah tidak sabar ingin melihat paras tampan sang ketua OSIS SMA Cakrawala itu.

Setelah beberapa saat, pintu terbuka menampilkan sosok yang Mika, ralat penghuni ruangan ini tunggu-tunggu.

"Selamat sore teman-teman!" Kalimat pertama yang Bian sampaikan.

"Mohon maaf atas keterlambatan saya." Bian menjeda kalimatnya dan melirik jam di tangannya. "Selama lima belas menit."

"Saya tidak akan basa-basi. Untuk pertemuan OSIS hari ini saya akan menyampaikan program terakhir yang akan saya jalankan sebelum nantinya digantikan oleh ketua yang baru." Bian mengucapkan kalimat itu kepada semua anggota OSIS. Tapi tunggu, tatapan matanya justru tertuju kepada ... Mika?

"Neta ..." panggil Mika pelan kepada gadis yang duduk disampingnya yang anteng, memerhatikan Bian yang berdiri di depan.

Neta adalah siswi kelas sebelas IPA, walaupun tidak satu kelas dengan Mika. Namun, mereka cukup akrab karena tergabung sebagai anggota OSIS.

"Apa?"

"Di muka gue ada yang aneh gak sih?"

"Gak ada Mik. Cakep kok," ujar Neta jujur.

"Ah masa?" tanya Mika tak percaya.

"Iya. Lo paling kinclong tiap kumpul OSIS, beda sama yang lain udah pada burik tuh mukanya."

Mika mangut-mangut, Bian memandangnya karena dirinya paling mencolok. Mika jadi salah tingkah sendiri.

"Mikayla Anjanie, hari senin dengan saya!"

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang