29. Benci

3.4K 436 3
                                    

Aku hanya takut kembali merasakam kehilangan kasih sayang dari orang-orang yang ku sayangi.


Vote dulu!!

Happy Reading!!

Mika terpelonjak dari tidurnya sesaat setelah jam beker yang terletak di nakas berbunyi sangat nyaring.

Mika kesiangan. Hal ini disebabkan karena gadis itu sulit tertidur gara-gara memikirkan kejadian yang kemarin ia alami.

Fakta tentang papanya yang berkhianat dari sang mama, menjadi mimpi buruknya. Apakah nanti keluarganya akan tetap baik-baik saja? Atau akan hancur dan ia menjadi korban dari keegoisan papanya?

Mika menangis semalaman, memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Lihatlah sekarang, mata gadis itu sampai bengkak.

Menghela napas, lalu bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hal itu membutuhkan waktu cukup lama, tanpa sadar Mika sudah akan terlambat.

Gadis itu menepuk keningnya, bagaimana bisa Mika sampai melupakan jika hari ini ada ulangan matematika, terlebih di jam pertama. Mika meruntuki dirinya yang sangat pelupa seperti Duta.

Dengan tergesa ia berjalan menuruni tangga tak lupa tas yang tersampir di bahu kirinya.

"Good morning, Mom!"

"Morning Sayang, cepet sarapan!" titah Camila.

Mika meringis. "Aku udah telat, Ma. Ada ulangan matematika juga. Minum susu aja ya?" Mika memohon.

"Bentar deh, Mama bawain kotak bekal dulu buat kamu. Sarapan di sekolah aja ya." Mila beranjak untuk mengambil benda yang dimaksud.

Mika mengangguk, lalu melirik Duta yang sedang anteng memakan roti isi selai coklatnya. "Abang, Kay--"

"Iya hallo, Sayang." Mika mendengus karena ucapannya terpotong oleh panggilan yang masuk ke ponsel laki-laki itu.

"..."

"Masih di rumah. Apa? Sekarang? Oke-oke aku ke sana. See you. Love you to."

"..."

"Iya ... iya gak bakal ngebut kok. Cerewet banget sih," ujar Duta kepada orang di seberangnya diakhiri dengan kekehan.

Duta mengambil jaket yang tadi tersampir di kursi. Mika baru menyadari jika abangnya itu sudah berpakaian rapi sepagi ini. Jarang-jarang, biasanya pemuda itu masih dengan muka bantalnya dan mengomel karena dibangunkan hanya untuk mengantar sang adik.

"Abang harus nganterin Caramel, Dek. Tadi Abang udah sempet telpon Dito, katanya dia juga gak bisa bareng sama kamu. Tapi nanti temennya bakal ke sini kok," jelas Duta sebelum laki-laki itu beranjak.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang