9. Tugas Kelompok

4.7K 626 45
                                    

Aku selalu terjebak bersama kamu dan masa lalu kita.

Happy Reading!

Suara gesekan antara sepatu dan lantai mengisi ruang makan yang berada di rumah Mika. Di sana, Mika berjalan dengan langkah riangnya.

Sebenarnya Mika tidak bisa tertidur semalaman, karena pikirannya terus tertuju pada Bian. Jika teringat kejadian kemarin, selalu membuatnya senyam-senyum sendiri.

Apa Bian juga merasakan hal yang sama?
Mika berharap sih begitu, tetapi Mika sadar, itu sangat mustahil.

"Mama heran deh, kamu dari tadi senyam-senyum terus," celetuk Camila seraya menyodorkan segelas susu rasa coklat.

"Kay tuh lagi mensyukuri hidup dengan cara tersenyum, Ma," kata Mika beralasan.

"Ada-ada aja kamu. Cepet gih makan nasi gorengnya!"

Perintah dari mamanya barusan membuat Mika teringat Aldo yang waktu itu membagi nasi goreng kepadanya.

Ditambah lagi, kemarin cowok itu memberikan buku matematika miliknya pada Mika yang membuat dia merasa bersalah.

"Ma, nasi gorengnya boleh dibekal gak?"

"Loh gak mau sarapan di rumah?" tanya Camila heran.

"Mau. Tapi dibekal juga boleh, 'kan?"

"Boleh. Bentar Mama ambil kotak bekalnya dulu," ujar Mila sambil berjalan ke arah lemari.

Suara deritan kursi di sampingnya membuat Mika mengalihkan pandangannya dari nasi goreng di piring.

"Eh ada orang sibuk," sapa Mikayang terdengar seperti sindiran.

"Uluh-uluh ngambekan Adekku," cibir Duta seraya mengusak gemas rambut sang adik.

"Ih, Bang Dut. Berantakan lagi nih jadinya," kesal Mika berusaha merapihkan rambutnya.

"Jangan ngambek atuh."

"Asal ada syaratnya."

"Apaan?" Duta memicingkan matanya curiga.

"Tambahin uang jajan dong, Abang ganteng." Mika mengedip-ngedipkan matanya genit.

"Goceng mau?"

"Tambahin nol-nya dong, Bang. Masa yang punya kafe sebesar Neandro cuma ngasih goceng ke adik kesayangannya," timpal Mika menawar.

"Oke." Duta melirik piring Mika yang sudah tandas. "Bentar makan dulu," lanjutnya.

Mila datang membawa kotak bekal berwarna merah muda. "Bentar ya, Kay, mama pindahin dulu nasi gorengnya."

"Siap, Mama."

"Kemaren pulang sama siapa, Dek?" tanya Duta disela-sela kunyahannya.

"Oh iya, Bang, Mama lupa cerita. Kemarin tuh Kayla dianterin sama ketua OSIS-nya. Bertanggung jawab banget loh sama anggotanya, sampe minta maaf sama Mama gara-gara Kay pulang telat," Camila sangat antusias menceritakan kejadian kemarin kepada putra sulungnya.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang