10. Panas

4.5K 605 46
                                    

Aku tak tahu, mengapa aku ingin selalu terlihat olehmu?

Aku tak tahu, mengapa aku ingin selalu terlihat olehmu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Udara pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya, namun hal itu tak membuat anak gadis pak Handika untuk bermalas-malasan.

Mika sudah siap berangkat ke sekolah. Dia sudah memakai seragam rapi lengkap dengan sepatu berwarna hitam, sesuai peraturan sekolah. Untung saja ini hari senin, jadi sepatunya masih bersih, sehingga tampak tak mengganggu untuk dilihat.

"Ma, Kay hari ini ada tugas OSIS. Ngejaga gerbang depan." Mika berucap kepada Mila karena melihat raut wajah bingung sang mama. Mungkin bingung karena tumben-tumbenan anak gadis pemalasnya sepagi ini sudah rapi.

Camila melirik jam besar yang terpajang di dinding. "Masih jam enam, Kay. Abang juga belum bangun, loh."

"Bentar, Kay bangunin," cetus Mika seraya berlalu menuju kamar Duta.

Mika menatap pintu coklat bertuliskan Kawasan Orang Ganteng. Ia mencoba untuk membuka pintu tersebut, dan untungnya tidak dikunci.

Gadis itu beranjak menghampiri ranjang dan mengamati Duta yang sedang tidur nyenyak dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Abang bangun!!" Sekali, Duta belum memberi respons.

"ABANG BANGUN!!" Suaranya sudah naik beberapa oktaf, tetapi Duta masih tetap berada di posisi yang sama.

"HEH DUTA BANGUN WOY!!" Mika kelewat kesal, memanggil seraya menggoyangkan tubuh abangnya dengan sangat kencang. Namun hanya dibalas gumaman pelan oleh pemuda itu.

Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan Caila dengan raut wajahnya yang terlihat menahan tawa.

"Kirain Mama ke sini bawain Kay air."

"Hush! Gak boleh berdosa sama Abang." Camila berjalan menghampiri anak gadisnya yang sudah mulai putus asa.

Tanpa aba-aba Mila menarik selimut yang dipakai Duta. "Apa sih, dingin nih." Duta bergumam, lalu mengucek matanya dilanjutkan dengan menggaruk kepalanya.

"Bangun Abang! Anterin Kay ke sekolah."

Duta melirik jam yang terletak di nakas dengan mata menyipit karena silau. "Masih jam enam lebih lima, Saodah. Kenapa gue udah dibangunin, masih ngantuk tau." Duta kembali menarik selimutnya.

"Abang ... Kayla ada tugas OSIS buat jagain gerbang, cepet anterin adeknya, Bang!l!" Camila kembali menarik selimut milik anak sulungnya itu.

MIKADO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang