Tidak ada seseorang yang bisa menyembuhkan hati kita, selain diri kita sendiri.
~Keyra Gamalina~
••••••
"HELLO BRATHER!!" teriak Garet
dari ambang pintu kamar Lintang. Dia berlari menuju kasur lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Lingkar yang sedang bermain ponsel. Di belakangnya ada Devon yang menghampiri Luky sedang bermain PS."ALLAHUAKBAR," pekik Lingkar terkejut saat Garet tanpa aba-aba langsung menindihi tubuhnya.
"Gila lu ya?! Kalo punggung gue encok gimana?" pekik Lingkar tidak terima, Garet meringis tanpa dosa.
"Encok doang, nggak sampe patah," balas Garet langsung memposisikan tubuhnya senyaman mungkin. Dia langsung mengeluarkan ponsel hasil dari Give Away untuk melakukan aksi rayu-merayu kepada semua kontak cewek yang baru dia dapatkan dari Devon.
Sementara Lingkar menegakan tubuhnya lalu berjalan mendekati Devon dan Luky yang sedang bermain PS. Sementara Aje sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel. Lintang baru saja mandi, mungkin sekarang dia sedang ada di fitting room.
"Kafe lo siapa yang jaga, Je?" tanya Devon kepada Aje.
Aje menghentikan pandangannya ke ponsel, ia memandang teman-temannya. "Bang Ilham sama karyawan lainnya."
"Emang Bang Ilham nggak kuliah?" tanya Lingkar.
"Sekarang dia kuliahnya pagi. Kasian kalo kuliah malem, yang ada dia kecapean pas berangkat kuliah," jelas Aje.
Memang dulu Aje memperkerjakan Ilham saat siang hari. Ilham adalah seorang lelaki yang umurnya lebih tua dari Aje, dia bekerja untuk membiayai kuliahnya. Ilham sudah lama bekerja dengan Aje sejak kafe itu baru pertama buka. Sekarang Aje menyarankan Ilham untuk fokus kepada kuliahnya, soal pekerjaan dia bisa bekerja sewaktu malam. Wajar saja Aje bersikap seperti itu karena Ilham merupakan orang yang berjasa bagi kafenya. Saat siang harinya biarkan karyawan lain yang menjaga.
"Oh, bagus deh, biar Bang Ilham bisa fokus sama kuliahnya," komentar Lingkar.
"Hebat lo, Je. Bisa bangun kafe segede itu, salut gue," puji Devon takjub. Perasaan baru kemarin Aje membuka kafe, sekarang kafe itu sudah dikenal banyak orang.
"Semua nggak lepas dari usaha dan kerja keras, Dev," sahut Lingkar.
Aje menghela napas. "Tapi percuma juga gue udah bangun Kafe tapi keluarga gue nggak nikmatin."
"Dari sana mereka pasti bangga liat lo udah berhasil seperti sekarang," tutur Devon.
"Semoga," lirih Aje tersenyum samar.
"Udah, Je, nggak usah sedih, kita akan selalu ada buat lo," ujar Lingkar merangkul Aje.
"Thanks."
"Apaan sih rangkul-rangkulan. Emang lagi perpisahan apa!" cibir Luky menatap sinis Lingkar dan Aje.
"Sirik aja lo," balas Lingkar.
"Gue risih njir liatnya! Masa kambing sama kambing." Luky bergidik ngeri.
"Dari pada sama cewek, itu dos–"
![](https://img.wattpad.com/cover/253259062-288-k329501.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KeyLock
Teen Fiction[ON GOING] Bagaimana jika kita dipaksa untuk menerima orang baru padahal hati kita belum siap menerimanya? Kisah percintaan masa lalu menjadi penyebab hilangnya kepercayaan kepada seseorang. Mencoba untuk mengistirahatkan hati, namun seseorang denga...