PART 17|| FASE YANG MEMBINGUNGKAN

65 7 0
                                    

Kalo ada typo ingetin:)
Vote dulu yuk!

Sendiri itu tenang, tapi sendiri itu kesepian.

~Keyra Gamalina~
••••••

Akhirnya Keyra bisa bernapas dengan lega setelah pekerjaannya selesai lebih cepat. Tadi saat pelajaran terakhir, Keyra dan Aje diminta untuk mengerjakan kumpulan soal lagi sampai jam pulang sekolah. Walaupun hanya mengerjakan beberapa soal saja, namun cukup membuat kepalanya berputar. Untung saja ada Aje yang membantunya. Ya walaupun Keyra cukup pintar dalam bidang matematika, tapi nyatanya seseorang yang pintar sekalipun pasti pernah mengalami kesulitan ketika sedang berproses. Tidak ada yang instan untuk menjadi pintar.

Berkat pekerjaannya yang sudah selesai, Keyra bisa menyusul Dira ke kafe Luxina. Di sana dia bisa merefresh otaknya dengan menyeruput secangkir kopi sembari menggambar.

Letaknya cukup dekat dengan sekolahnya, jadi Keyra bisa berjalan kaki. Baru setengah jalan, langkahnya terhenti ketika melihat seorang cowok bertengger di atas motornya sedang memperhatikan ke arahnya.

"Hi Keyra, kita ketemu lagi," sapa Gerry masih duduk di atas motornya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Keyra sinis.

"Ini jalanan umum, kan? Siapa aja bisa di sini," jawab Gerry santai.

Keyra mengangguk samar. "Oh, oke." Keyra acuh, dia melanjutkan langkahnya melewati Gerry. Namun cowok itu menghentikan langkahnya.

"Eh, lo kok gitu sih?" tanya Gerry menghadang langkah Keyra.

"Kenapa?"

"Lo cuek banget sih, guekan cuman pengen temenan sama lo."

"Y-yaudah kalo mau temenan," balas Keyra mengiyakan.

"Terus lo ngapain buru-buru?" tanya Gerry.

"Ada urusan."

Keyra sedang malas, dia merasa lelah. Ingin sekali Keyra sampai ke kafe Luxina agar bisa beristirahat di sana, tapi Gerry malah menunda langkahnya.

"Mau gue anterin?" tawar Gerry kembali duduk di jok motornya.

"Nggak usah."

"Nggak papa, gue lagi santai kok."

"Nggak," tolak Keyra. "Udah, ya. Gue buru-buru, lagi ditungguin temen," ujar Keyra berbohong agar dia bisa berlalu dari hadapan Gerry.

"Eh, eh, tunggu," ujar Gerry menghentikan Keyra.

"Apa?"

"Gue mau minta nomor lo boleh, kan?" ujar Gerry mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.

"Buat?" Hal seperti itu seharusnya tidak usah dipertanyakan lagi oleh Keyra, tapi dia penasaran dengan alasannya.

"Buat temenan sama lo, biar kita bisa lebih deket," jawab Gerry menyodorkan ponselnya.

"Kayanya nggak perlu."

Gerry mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Ya karna nomerkan privasi, sementara kita belum terlalu kenal. Baru ketemu dua kali ini," jawab Keyra membuat Gerry melongo. Pasalnya Gerry baru mendengar jawaban dari seorang cewek yang menganggap nomor adalah privasi saat dia memintanya. "Jadi gue rasa kalo sekedar temenan, lo bisa DM gue aja."

Gerry lagi-lagi mengerutkan dahi dan melongo. Ternyata cukup sulit mendekati cewek yang notabennya cewek jutek.

"Tapi lo tau kan siapa gue? Dan gue bukan orang abal-abal. Em, maksud gue, bukan cowok yang brengsek. Gue juga nggak bakalan macam-macam sama lo, secara lo anak Gardania."

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang