PART 38|| CEMBURU

39 4 0
                                    

*Terimakasih yang masih stay di cerita ini 🙏 Semoga kalian sehat selalu dan pastinya bahagia:)

🎼Pelangi – Hivi🎼
.
.

.
Siapkan rumah. Buatlah dia nyaman untuk tetap tinggal. Karena nantinya, seberapa jauhnya dia pergi, dia akan kembali untuk pulang.

•••••••

“Ciee pacar baru ciee.”

“Akhirnya gelar sadboy berakhir sudah.”

“Mentang-mentang udah punya pacar, latihan basket aja sampe ditungguin.”

“Kalo udah punya pacar, temen jadi dilupain.”

Gadis yang sedang memegang sebotol minuman itu tersipu malu, menahan senyumnya agar tidak mengembang mendengar ledekan dari anak-anak Garla di sebrang lapangan.

Menegakan badan saat Luky sedang menghampirinya, hal itu membuat suara sorak-sorak para jomblo makin heboh.

"Nih." Keyra menyodorkan minuman yang tadi dia beli di kantin.

Luky menerimanya dengan senyum merekah. "Makasih."

"MAMA PENGIN PUNYA PACAR!!"

"KAPAN GUE LATIHAN BASKET DITUNGGUIN SAMA PACAR?!"

"CAPEK NIH JADI JOMBLO LIAT YANG BEGINIAN."

Suara teriakan itu membuat Luky tertawa bersama Keyra. Menggelengkan kepalanya pelan, lalu Luky menenggak minuman itu sampai habis setengah.

"Duduk dulu," ajak Luky beralih duduk bersama Keyra di bangku tepi lapangan.

Keyra mengernyit saat melihat Luky duduk agak jauh darinya. "Kenapa duduknya jauhan?"

"Aku keringetan, takut bau."

Ujaran Luky membuat Keyra tertawa kecil sambil menggeleng pelan. Lalu memutuskan untuk menggeser duduknya agar lebih dekat.

Luky lagi-lagi tercengang, dia pikir sebelumnya Keyra akan ilfeel dengan cowok yang banyak keringetnya. Ternyata malah sebaliknya.

Melihat Keyra yang menggeser duduknya, pasti di sana anak Garla tengah menggosipkannya. Luky yakin. Apalagi mereka curiga jika dia katanya memakai jampi-jampi dari Devon. Benar-benar teman laknat.

"Keringetan itu wajar tau. Lagian kamu nggak bau kok."

Luky merekahkan senyumnya, mengacak puncak kepala gadis di sampingnya gemas.

"Dibilang jangan ngacak-ngacak rambut!" kesal Keyra menghembuskan napas kasar.

"Iya, maaf. Sini aku rapihin lagi." Luky memgulurkan tangannya, namun Keyra segera menegakan badan.

"Udah ah, pulang aja."

"Sekarang?"

"Ya iyalah masa taun depan."

Luky meregangkan tanganya ke depan. "Bangunin dong, nggak bisa bangun nih."

"Bangun sendirilah," ketus Keyra melipatkan kedua tangannya.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang