PART 48|| LUKY KECEWA

26 3 0
                                    

🎼Cinta Sampai Di Sini (D'Masiv) - Tami Aulia🎼

••••••

Ruang Bk pada siang hari itu terasa mengerikan saat Pak Gogo menatap tajam kedua siswa di depannya. Guru konseling sekaligus guru bahasa Indonesia itu terlihat murka atas kejadian barusan. Sementara kedua siswa yang duduk di depannya menunduk dengan luka lebam di wajah masing-masing.

Kejadian sepuluh menit yang lalu membuat warga Gardania gempar, di mana terjadi perkelahian antara Luky dan Miko. Mulanya saat Luky kembali datang dan menuduh Miko lalu Miko menantang keras tuduhan tersebut. Luky yang semakin tersulut emosi karena Miko tak mau jujur, membuatnya harus melayangkan pukulan. Miko tentunya tidak terima, dan dia pun membalas pukulan tersebut.

Keduanya saling adu pukul di depan koridor kelas Miko, cukup sulit untuk menenangkan perkelahian karena teman-teman Luky yang juga emosi dan akhirnya berseteru dengan teman-teman Miko. Pertengkaran tersebut bisa ditengahi saat pak Gogo dan beberapa guru lainnya datang.

Dengan menahan segala rasa ngilu di wajahnya, Luky menunduk mendengar pak Gogo mencurahkan amarahnya.

"Setelah kemarin bapak dibuat bangga sama kalian! Tapi hari ini kalian mengecewakan!" bentak Pak Gogo, disaksikan juga dengan beberapa guru.

Pak gogo memukul-mukulkan tongkat penggaris kayunya di atas meja sehinggga memunculkan suara yang mengejutkan. "Entah di mana pikiran kalian sampai melakukan tindakan yang tidak patut dicontoh! Kalian cukup mencolok di sekolah ini, apalagi setelah memenangkan perlombaan. Tapi kenapa kalian malah menurunkan citra kalian sendiri!"

"Coba jelaskan mengapa kalian melakukan hal demikian!" Pak Gogo mondar-mandir di samping mereka.

"Em, Luky pak. Dia dateng ke kelas saya dan menuduh saya yang tidak-tidak," ujar Miko masih menunduk.

"Apa benar itu Luky?!"

"Begini, Pak. Saya melakukan itu karena Miko kemarin telah mencelakakan Keyra, bukan hanya Keyra tapi Daniar. Dia sengaja menyerempet dua gadis itu," adu Luky sedikit berhati-hati memilah kata.

"Tuduhan yang tidak benar, Pak. Dia menuduh tanpa adanya bukti. Jelas-jelas waktu kejadian saya berangkat bersama teman-teman PMR," sahut Miko.

"Buktinya saya melihat motor dia yang melintas, Pak," balas Luky tak mau kalah, keduanya saling melempar tatapan sengit. "Kemarin juga Miko tidak bertanggung jawab menjalankan hukuman untuk memungut sampah. Gerobak sampah yang dia gunakan jatuh dari lantai dua dan menabrak Keyra."

"Heh! Itu di luar kesadaran gue. Dan gue nggak pernah sedikitpun berniat untuk mencelakakan Keyra," sahut Miko emosi pada Luky.

"ARGH!! SUDAH-SUDAH!" teriak Pak Gogo membuat keduanya tersentak. Guru itu kembali menatap kedua siswanya marah. "Kalian sudah besar, seharusnya punya pikiran untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin." Dia menatap Luky. "Dan untuk kamu Luky. Bapak tidak bisa membenarkan tuduhan kamu sebelum ada bukti."

"Tapi saya benar-benar melihatnya, Pak," kata Luky.

"Melihat saja tidak cukup. Untuk itu, atas kesalahan kalian bapak akan beri hukuman. Bersihkan perpustakaan, ruang laboratorium, dan ruang olahraga. Selama tiga kali berturut-turut dilakukan setelah pulang sekolah. Mengerti?!"

"Apa nggak bisa diringanin, Pak?' tawar Luky.

"Untung tidak saya skors atau undang orang tua kamu!"

Miko dan Luky pasrah, mereka menegakan badan dan menganggukan kepala sebelum keluar dari ruang BK.

"Hah, untung kemaren kalian menang, coba kalau tidak, udah saya cingcang kalian," guman Pak Gogo sambil memainkan kumisnya.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang