PART 42|| ARTI KEYLOCK

28 2 0
                                    

🎼Bersamamu (Vierra) - Cover Tami Aulia🎼
••••••

"Roman-romannya lagi bahagia bener, Pak Luky," ujar Garet beralih duduk di samping Luky yang sedang bermain ponsel sambil senyum-senyum.

"Siapa lagi kalo bukan karna Keyra," sahut Lintang tengah menulis tugas yang baru dikerjakan oleh Aje.

"Gue ikut seneng Keyra udah baikan," ujar Aje duduk di samping Lingkar.

Sekarang keenamnya tengah berkumpul di rumah Luky, mereka memutuskan untuk mengerjakan tugas sekolah bersama, tapi jangan percaya, karena sebenarnya mereka hanya mengandalkan otak Aje.

Luky menepuk dadanya sombong "Ya siapa lagi kalau bukan karena gue."

"Emang udah tugas lo, Ky," sahut Lintang.

"Yah, nggak sia-sia gue," ujar Luky.

Garet menepuk bahu Luky. "Tapi sebagai temen, gue kecewa tadi sama sikap lo. Lo nggak ada empatinya melihat para jomblo berseru memandang lo yang nyosor kaya bebek!" seru Garet dramatis, lalu menjitak kepala Luky. "Mikir tempat kek!"

Luky mengggaruk tengkuknya sambil menyengir. "Gue tadi khillaf kok."

"Emang urat malunya udah putus!" cibir Devon.

"Alah, bilang aja lo iri karena nggak bisa begituan sama si Felin!" seru Garet.

"Mulut lo!" teriak Devon tak terima.

"Jadi gimana dengan bapak Devon dan Bapak Lintang? Muluskah kisah percintaan kalian?" tanya Garet pada Lintang dan Devon.

"Nggak usah tanya, lo liat aja akhir-akhir ini muka si Devon udah kaya sepre lecek!" seru Luky tertawa mengejek.

"Nggak usah ngatain juga lo kemaren kaya panci gosong!" balas Devon mencibir Luky.

"Terus lo gimana, Tang?" tanya Garet melirik Lintang.

"Lo liat aja muka gue gimana, bahagia selalu gue mah. Sory aja nih, gue nggak minat jadi sadboy," jawab Lintang menyombongkan diri.

"Kemaren gue ke rumahnya, lagi nanges tuh dipojokan. Gara-gara-"

Lintang segera melayangkan pulpen tepat mengenai kepala Luky. "Wah, bangsat lo! Diem bego!"

Kelimanya menertawakan Lintang yang sok kuat menghadapi percintaan yang kejam ini.

"Cinta emang bisa merubah siapapun jadi apapun," sahut Lingkar gelang-geleng sambil memakan cemilan di samping Aje.

"Kaya lo yang suka sama cewek tapi-"

Perkataan Garet langsung terhenti karena Lingkar yang melempari kacang ke kepalanya. "Diem bangsat!"

Sontak kelimanya melongo memandang Lingkar yang mengumpat untuk pertama kalinya dengan nada frontal. Mereka cukup terkejut dan tak menyangka.

Sementara Lingkar langsung menutup mulutnya. Panik sendiri. "Astagfirullah, Allahuakbar, Ya Allah."

Maklum saja, Lingkar yang paling alim di sini. Dia jarang menggunakan kata-kata kasar, bahkan tidak pernah. Di tambah sedari kecil dia dibesarkan di keluarga agamais.

"Gila, gila, gue baru denger lo ngomong kasar." Luky tertawa kecil sambil menggeleng.

"Gimana rasanya? Nagih?" tanya Garet menggoda.

Lingkar melirik sinis Garet. "Nagih mata lo!"

"Gue jadi ngerasa lo nggak sepatutnya berteman sama kita-kita yang urakan ini. Ada rasa nggak enak gitu sama umi lo," ujar Lintang.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang