🎼Dengan Caraku – Arsy Widianto, Brisia Jodie🎼
••••••
Sejak kejadian kemarin, Luky sama sekali tidak memberikan kabar. Dia selalu menghindar saat Keyra hendak memberikan penjelasan. Dia jadi merasa bersalah melihat Luky yang begitu kecewa. Bahkan saat Keyra hendak berangkat les, dia jadi tidak bersemangat.
Keyra menuruni tangga sembari melihat kesekeliling rumahanya yang tampak sepi. Sejak meninggalnya Gama, Keyra dapat merasakan kesunyian di rumahnya. Sekarang mamanya juga sibuk mengurus bisnis papanya. Meika pun sejak mengikuti les, dia bahkan lebih sibuk dari Keyra. Gadis itu sudah berangkat sejak pagi tadi.
Membuka pintu utama, Keyra terkejut melihat Luky ada di depan rumahnya. Dia tak menyangka Luky akan datang padahal dia sedang marah padanya. Dengan langkah cepat serta senyum yang merekah, Keyra menghampiri Luky yang bertengger di atas motor vespanya.
“Ky, k-kamu dateng.”
Laki-laki memakai kaos hitam dan celana senada itu memasang wajah datar. Tampak dari raut wajahnya dia masih menahan kekecewaan.
“Kamu mau jemput aku les, kan?”
Keyra begitu senang. Namun disaat yang bersamaan, seorang pengendara motor tiba di antara mereka. Laki-laki memakai kemeja lengan panjang yang terbuka itu membuka helmnya. Keyra terkejut saat melihat Gerry datang. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.
Luky menoleh ke arah Gerry dengan wajah datar. Sesuai dugaanya bahwa Gerry akan mejemput Keyra.
“Mau ap–"
Gerry turun langsung menepuk pundak Luky. “Apa kabar, Ky?”
Sedikit memaksakan tersenyum, Luky mengangguk. “Baik, kok.” Dia bergantian menepuk pundak Gerry. “Lo gimana? Lionstar, semua baik?”
Walaupun masih dalam perasaan kesal setengah mati, namun Luky harus bersikap ramah kepada ketua Lionstar ini. Dia harus ingat, tidak boleh membuat pertikaian.
“Baik, baik. Semua baik.” Gerry manggut-manggut. “Lo mau jemput Keyra?”
“Eh … Ger,” pekau Keyra. “L-lo ke sini mau apa?”
“Gue Kan udah bilang mau jemput lo les, tapi karena ....” Pandangan Gerry beralih pada Luky. “Ada pacar lo, ya udah.”
Keyra melirik Luky, dia bisa melihat cowok itu sedang menahan amarahnya. Dia yakin, segala umpatan sudah dilontarkan di dalam hatinya.
“Baik banget jemput pacar orang,” sinis Luky membuat Keyra merasa was-was jika dia akan lepas kendali.
Gerry tertawa kecil. “Bukan gitu, Bro. Sorry aja nih kalo gue jemput pacar lo. Tapi lo taukan kalo Keyra sekarang les lukis. Dan dia les di tempat om gue.”
Laki-laki yang masih duduk di motornya melirik Keyra menuntut penjelasan. Bagaimana mungkin Keyra tidak memberitahu soal ini.
“Gue yang bawa Keyra ke om gue, jadi gue merasa punya tanggungjawab untuk antar jemput Keyra les di tempat om gue.”
Luky begitu menahan amarahnya. Matanya tidak bisa mengelak bahwa dia amat kecewa. Satu hal yang dia tahu bahwa Keyra ternyata sering pergi berdua dengan Gerry.
“Lo nggak usah ngerasa bertanggung jawab. Sekarang Keyra gue yang anter,” ujar Luky turun, menarik tangan Keyra agar naik ke motornya. “Thanks ya Ger atas semuanya. Makasih juga udah bawa Keyra les ke om lo.”
Keyra memakai helm dan sudah duduk di motor Luky. “Ger, maaf, ya. Gue duluan.”
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
KeyLock
Jugendliteratur[ON GOING] Bagaimana jika kita dipaksa untuk menerima orang baru padahal hati kita belum siap menerimanya? Kisah percintaan masa lalu menjadi penyebab hilangnya kepercayaan kepada seseorang. Mencoba untuk mengistirahatkan hati, namun seseorang denga...