PART 30|| MENJAUH

60 1 0
                                    

🎼Akhirnya Ku Menemukanmu (Naff) – cover by Tami Aulia🎼

••••••

"Wah, lo juga liat, Dir?"

"Iyalah gue liat, orang tukang urutnya di samping kosan gue."

Felin tergelak tawa, juga dengan ketiga temannya yang melihat seseorang yang sedang mereka bicarakan.

“Gila nggak sih? Semalem aja gue kaget liat Mang Odet nganterin tukang urut yang bunda gue pesen. Mana tukang urutnya dandananya, beuh! No kaleng-kaleng, kita aja kalah,” seru Felin.

Yaa begitulah mereka, jika tidak ada hal yang dibicarakan lagi. Sampai penjual es cendol pun mereka gosipkan. Maapkeun, Mang.

“Serius?! Mantap banget Mang Odet,  pantes juga dia sering tuh ada dikawasan sekitar kosan gue. Nggak taunya malah.” Dira geleng-geleng kepala saat kembali membayangkan Mang Odet yang akhir-akhir ini bersliweran disekitar kosannya.

Keyra pun ikut tertawa. “Mang Odet juga nggak mau kalah.”

“Nih kalo lo liat body tukang pijetnya.” Felin menggambarkan dengan tangan yang meliuk-liuk. “Kaya gitar spanyol cuy!”

“Tapi gue liat waktu itu Mang Odet di tukang bakso sekitar kompleks gue sama Mbak tukang jamu, masa sekarang udah sama tukang pijet aja,” ujar Keyra bingung.

“Itu mantanya, Key! Bahkan Art tetangga gue juga mantanya Mang Odet. Gila nggak sih? Gacor bener.” Felin tertawa sembari gelang-geleng kepala tidak menyangka.

Yaampun, Mang.

“Heh, udah. Orang tua jangan digosipin terus,” tegur Yura yang tadi hanya ikut mendengarkan saja. Ya sembari tertawa kecil sih, lagi pula dia tidak pernah melihat Mang Odet dengan wanita siapapun.

“Ini fakta, Ra! Kalo lo liat sendiri gimana dandanan Mang Odet yang tiba-tiba berubah kaya anak muda, lo pasti ketawa deh!” seru Yura mengundang tawa Dira dan Keyra.

“Iya, iya, gue juga liat,” seru Dira masih tertawa.

Ketiganya masih tertawa saat sedang berjalan di koridor hendak menuju kelas mereka, sementara Yura hanya gelang-geleng saja.

Mendadak saat dibelokan koridor, langkah keempat gadis itu terhenti saat seseorang dihadapan mereka menghentikan langkahnya. Seketika Keyra langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar.

“Eh, ada lo, Ky. Mau traktir kita-kita lagi nggak? Tapi besok ya, kita abis dari kantin nih soalnya,” ujar Felin.

Luky membuang muka malas dengan Felin. “Gue bisa tekor kalo traktir lo terus-terusan!”

“Hehe, ya nggak papalah. Ini demi kelancaran kedekatan lo sama Keyra,” ujar Felin melirik Keyra di sampingnya.

Luky mendengus menghadapi Felin yang tidak ada bedanya dengan Devon. “Kalo gue berbaik hati, nantinya lo malah seenaknya sama gue.”

“Ya nggak gitu—“

“Eh, gue duluan, ya,” ujar Keyra dengan wajah datarnya mendahului temannya.

“Si Keyra kenapa? Tiba-tiba keliatan datar gitu,” ujar Felin memandang kepergian Keyra heran.

“Ya siapa lagi kalo ada,” tunjuk Dira dengan matanya ke arah Luky saat cowok itu berbalik badan memandang Keyra.

“Keyra mungkin mau ke kamar mandi dulu. Gue juga kebelet nih, yuk,” ajak Yura menggandeng tangan Dira.

Sementara Luky memandang kepergian Keyra dengan sendu. Sepertinya kejujuran yang diungkapkan semalam membuat Keyra akan menjauhinya.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang