Part 22|| APA KABAR DARI MANTAN

64 4 0
                                    

Hanya sekedar sapaan apa kabar dari mantan, tapi efeknya menjalar keseluruh tubuh, roh, jiwa, dan raga. Akibatnya jantung berdebar kencang, pikiran melayang, stress berkepanjangan dan yang paling parah adalah gagal move on. Xixixi

~sksksks~

•••••

"Dir, kayanya gue nggak jadi mampir ke kosan lo deh," ujar Keyra saat keluar dari kafe Luxina bersama Dira. "Ini udah malem, gue aja udah ditelpon sama mama gue."

Tadi saat Keyra pulang sekolah, dia ikut dengan Dira ke kafe Luxina. Keyra menunggu Dira bekerja sembari menonton drakor di sana. Dia tidak mengajak Felin karena gadis itu pergi bersama Devon. Sementara Yura, dia sudah dijemput oleh supirnya.

Dira mengangguk. "Iya nggak papa."

"Lo nggak ikut gue aja nginep di rumah gue?"

"Ya guekan mau latihan karate, makanya gue pulang lebih cepet." Dira memang selalu latihan karate saat malam hari atau setiap hari minggu.

Keyra mendengus. "Kalo mau latihan karate, kenapa lo nyuruh gue ke kosan!"

Sementara gadis yang berpredikat sebagai 'cewek tomboy' menyengir lebar, hal itu membuat Keyra memalingkan wajah kesal.

"Yakan abisnya lo pada jarang main ke kosan gue."

Keyra memandang Dira kesal. "Gimana gue dan yang lain jarang ke kosan lo, kalo lo sibuk terus!"

"Hehe. Ya, maaf."

Sekarang keduanya berada di trotoar depan kafe Luxina. Bukan Dira yang ingin menunggu kendaraan umum, akan tetapi hanya Keyra saja. Dira hanya menemani. Lagipula lokasi kos-kosannya tidak jauh dari kafe Luxina, jalan kaki pun sampai.

"Gimana? Udah dapet?" tanya Dira melirik Keyra yang tengah mencari ojek online di ponsel.

"Udah, kok. Bentar lagi juga nyampe."

Namun, saat Keyra sedang bermain ponsel untuk mengecek sampai manakah driver tersebut, kejadian nahas menimpanya. Seorang pengendara motor yang berboncengan merebut paksa ponsel Keyra. Kedua pria yang tampilannya seperti preman, langsung berlalu pergi saat mereka sudah mendapatkan ponselnya.

"PONSEL GUE!!" teriak Keyra terkejut.

Dira sama terkejutnya. Mereka panik. Tanpa pikir panjang lagi, Dira segera berlari mengejar kedua preman itu. Jangan tanya bagaimana seorang Dira berlari, cara larinya seperti seorang atlet. Cepat sekali, tapi tidak secepat motor mereka.

Melihat Dira yang sudah berlari sekencang mungkin, Keyra juga ikut berlari. Menyusul Dira yang sudah jauh di depannya.

"WOI BERHENTI LO!!"

"WOI PREMAN KAMPUNG! BERHENTI ANJIRR!!"

"GUE SMACKDOWN, TELER LO PADA!!"

Itu teriakan yang Dira keluarkan saat mengejar kedua preman itu. Dia masih terus memperhatikan ke mana preman itu pergi. Pokoknya dia tidak boleh kehilangan jejaknya.

Sumpah demi apapun, Dira ingin membuat pergitungan kepada kedua preman itu jika saja mereka tertangkap olehnya.

Namun, sialnya, tenaganya kini semakin habis karena dia belum makan nasi padang. Padahal dia sangat lapar sekali. Astahfirullah! Bukan, bukan sepenuhnya faktor karena kelaparan juga, tapi menurutnya bodoh sekali mengejar motor dengan cara berlari. Cape breh!

Karena memiliki akal yang cukup cerdik, Dira berpikir untuk menimpuk kedua preman itu. Segera dia mengambil batu yang ukurannya segepal tangannya.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang