PART 45|| TEBAK PELAKUNYA

35 1 0
                                    

*Terimakasih yang sudah membaca, semoga kalian sehat selalu dan selalu bahagia🙏🤗

🎼Maafkan Aku – Enda Ungu🎼

••••••

Keyra berbalik badan, dia mendapati Luky baru saja datang dengan motornya. "Luky?"

"Aku lama nggak?" Luky turun dari motornya dan langsung menghampiri Keyra.

Gadis itu melirik Felin sekilas yang masih memperhatikan. "Nggak kok."

Luky tersenyum sambil mengangguk. "Kenapa pada di luar?" tanyanya melirik Felin dan Keyra.

Kedua gadis itu saling beradu pandang, tatapan Keyra seolah menuntun Felin agar menutupi pertemuannya dengan Gerry.

Felin mengipas-ngipasi dirinya dengan kipas yang dia bawa. "Ya biasalah, kaya lo nggak tahu gue aja. Gue tuh kalo kepanasan takut kulit paripurna gue iritasi, jadi ya di luar sekalian cari angin ditemenin sama Keyra."

Menurut Keyra alasan itu sangatlah bodoh karena pada dasarnya di luarlah yang lebih panas.

Luky terkekeh kecil. "Lo nggak kenal yang namanya sunscreen?"

Gadis dengan kipas pink itu menggaruk tengkuknya bingung, tapi tetap santai.
"Jangan ditanya itu mah, gue selalu pake sunscreen. Gue di luar ya karena gerahlah." Felin tertawa hambar.

"Bukannya di dalem ada AC?"

Keyra memejamkan mata, mengumpat dalam hati karena Felin yang tidak becus mencari alasan.

"Eeh–"

"Aku sama Felin di luar karena lagi nungguin kamu sama Devon, iya kan, Fel?" Keyra melirik Felin.

"Ah! Iya, iya, katanya Devon mau nyusul, jadi gue tungguin." Itu hanya alasan, Felin tahu Devon tidak akan menyusul.

"Tapi katanya si Devon mau ke KafeJe kok," ujar Luky.

"Nah, ntar pulangnya ke sini."

"Udah nggak usah lo tungguin, si Devon bilang mau langsung pulang," ujar Luky membuat Felin bungkam.

"Ah, iya, iya, gue lupa," balas Felin dengan nada yang semakin memelan. "Kalo gitu gue masuk dulu, bye."

Sepeninggal Felin, Keyra melirik Luky. "Harusnya kamu bilang kalau Devon mau ke sini aja, kasian liat si Felin."

"Kalo bilang, ntar dia nungguin tambah kasian."

Keyra mengembuskan napas, melirik Felin yang tengah mengobrol bersama Yura dari balik jendela, membuatnya semakin tidak tega. Seharusnya dia tidak melontarkan alasan itu saat tahu keadaan Felin dan Devon sedang seperti ini. "Kok jadi kasian, ya."

"Udahlah, mereka udah gede bisa nyelesaian masalah mereka masing-masing," sahut Luky.

Keyra mengangguk mengerti.

"Mau langsung pulang?"

"Iyalah."

Laki-laki itu malah beralih memegang luka di dahi Keyra dengan hati-hati.
"Masih sakit?"

Keyra mengangguk. "P-punggung aku yang masih sakit."

"Maaf, ya."

"N-nggak usah minta maaf, bukan kamu yang salah," ujar Keyra gugup.

"Nanti ke apotek dulu beliin obat buat kamu."

••••••

Di sebuah parkiran luas di depan ruko, Keyra menunggu Luky yang baru saja memasuki apotek. Dia menyuruh Keyra menunggu di parkiran karena tidak ingin Keyra banyak bergerak. Katanya, takut semakin merasakan punggungnya yang sakit.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang