PART 19|| LUKY DAN GERRY

49 5 0
                                    

Pak Gogo masih belum kembali sampai jam pelajaran terakhir sebelum istirahat. Mungkin guru itu akan meninggalkan kelas sampai istirahat. Tentunya, hal itu bukan menjadi masalah bagi kelas XII IPS 3. Mereka dengan ikhlas menerima jam kosong yang ditinggalkan Pak Gogo. Namun, semuanya tidak melulu menyenangkan. Kenyataannya mereka diberikan banyak tugas agar kelas mereka tidak berisik.  

Tentunya hanya satu dua orang yang mengerjakan, yang lainnya merasa bodo amat. Toh, nanti malam di grup pasti ada penyebar contekan. Biasanya sih gitu.

Hal itu juga dimanfaatkan oleh Luky untuk mengobrol berdua dengan Daniar. Sekarang mereka sedang ada di koridor belakang yang suasananya sepi. Luky perlu berbicara dengan Daniar, biar bagaimana pun dia harus memberikan pengertian.

"Mau ngapain sih kita di sini? Lagian kalo mau ngobrol di kelas juga bisa," ujar Daniar melipatkan kedua tangannya.

Luky menghembuskan napas perlahan. Saat dia menatap Daniar, entah mengapa dia menjadi bingung ingin mengatakan apa. Lidahnya terasa kelu.

"Cepetan, Ky. Mau istirahat nih, ntar Reyna sama Clara ninggalin gue."

"Ntar bisa sama gue."

"Nggak, nggak. Gue mau sama mereka aja."

Luky kembali menghembuskan napas panjang. Dia menatap Daniar yang sepertinya tengah menuntut untuk segera berbicara.
 
"Gue mohon sama lo, Dan."

Dahi Daniar berkerut. Dia bingung karena Luky tiba-tiba memohon.

"A-apa?"

"Jangan lakuin lagi apa yang dulu lo lakuin sama Meika."

Ekspresi Daniar berubah datar. Dia sedikit memalingkan wajah, matanya menatap ke lantai. "Gue kira ada apa," lirihnya. 

"Lo paham, kan?"

Daniar menghembuskan napas perlahan. Dia yakin, Keyra yang pasti sudah memberitahu Luky jika dia berbicara yang tidak-tidak. Pasti Keyra sudah membawa-bawa namanya. Atau mungkin Keyra sok mengalah agar Daniar bisa bersama Luky. Itu bisa saja!

Daniar jadi ingat, dulu saat dia bersikeras membuat Meika cemburu agar gadis itu tidak mendekati Luky. Seperti, saat Meika membawakan bekal untuk Luky, Daniar yang melihat di laci langsung membuang bekal itu dan menggantinya dengan bekal buatannya, tapi jika Daniar terlambat, untungnya bekal dari Meika diberikan kepada Devon dan Garet. Atau saat di kantin, saat Meika ingin menghampiri Luky, Daniar sudah lebih dulu makan dengannya. Saat pulang sekolah juga, saat Meika minta di antar pulang dan waktu itu Luky mau-mau saja, Daniar langsung pura-pura sakit perut supaya Luky tidak jadi mengantar Meika.

Semuanya Daniar lakoni untuk menjauhkan Luky dengan Meika. Daniar juga sepertinya tidak pernah absen untuk memberikan peringatan kepada Meika, tapi gadis itu menghiraukannya. Luky tahu bahwa dia tidak suka jika Luky dekat dengan Meika. Luky juga selalu memperingatkan Daniar agar tidak kasar kepada Meika. Walaupun Luky tidak suka kepada Meika, tetapi Luky tidak tega melihat Meika terus diganggu oleh Daniar.

"Gue nggak kaya dulu, Ky. Gue cuman ngobrol biasa aja sama Keyra, mungkin emang si Keyra aja yang baperan. Gue nggak ngomong macem-macem sama dia," ujar Daniar mencoba untuk meyakinkan Luky.

"Tapi Keyra jadi ngejauh sama gue."

"Ya mungkin ..., emang karena dia nggak suka sama lo," ucap Meika ragu. Dia semakin melirihkan suaranya.

"Dia emang nggak suka sama gue, tapi gue bakalan bikin dia jadi suka sama gue," tegas Luky.

"Segitunya, yah," lirih Daniar mendongak, menatap Luky.

"Ntahlah, Dan. Perasaan gue ngalir gitu aja ke Keyra. Padahal dia cewek ketus, cuek, jutek yang susah di deketin, tapi ntah mengapa gue bisa sayang sama dia," ujar Luky membuat hati Meika terasa sakit.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang