PART 20|| ANGGAP AKU SEBAGAI TEMAN

51 4 0
                                    

Satu persatu motor sudah sampai di depan rumah Keyra. Sebenarnya hanya dua motor, motor tukang ojek dan Gerry. Lalu, Keyra segera membayar ojek dan setelahnya Gerry datang. Dia tidak tahu maksud dan tujuan Gerry mengikutinya seperti ini.

"Makasih, Neng," ujar tukang ojek itu. Keyra hanya membalasnya dengan anggukan, lalu setelahnya ojek tersebut berlalu pergi.

Gerry melepaskan helmnya, lalu mendekat ke arah Keyra. "Sekarang gue udah tahu rumah lo, jadi kapan-kapan gue bisa main ke sini," ujar Gerry sembari melirik rumah Keyra.

"Gue lagi nggak terima tamu cowok," sinis Keyra.

Saat Keyra menyadari, ternyata Luky tidak ada di belakang Gerry. Keyra mendongak, mencari-cari Luky barangkali dia masih jauh di belakang. Namun, nyatanya dia tidak melihat tanda-tanda kedatangan cowok itu. Padahal tadi Keyra lihat Luky ada di belakang Gerry. Kemana dia? Apa pulang? Ah sudahlah, ngapain Keyra harus memikirkan cowok menyebalkan sepertinya.

Gerry terkekeh geli. "Kalo gue nyamar jadi cewek, bisa dong main."

Keyra kembali menatap Gerry sembari berdecak kesal. "Nggak!" bentaknya, "lagian ngapain sih lo ngikutin gue? Gue nggak suka. Gue risih!"

Cowok yang sedang ada di hadapannya menggaruk tengkuk. "Ya, gue tadi cuman mau mastiin lo selamat sampai rumah apa nggak. Sekalian gue pengen tahu di mana rumah lo."

"Emang penting?" Keyra melipat kedua tangannya di depan dada.

"Yakan untuk mempererat tali pertemanan." Gerry menyengir membuat Keyra memalingkan wajahnya sebal.

"WOI, GER!" Suara teriakan itu membuat Gerry dan Keyra segera menoleh. Keduanya terkejut sekaligus ingin tertawa melihat Luky sedang mendorong motornya. Dia nampak tertatih-tatih agar sampai di depan rumah Keyra.

"Lo kok curang sih? Kenapa lo nggak nolongin gue?!" Luky menghampiri Gerry dengan kesal setelah menstandarkan motornya. Dahi dan ujung rambutnya tampak basah karena keringat.

Gerry terkekeh. Dia menghampiri Luky dan merangkul pundak temannya. "Kenapa motor lo? Ngambek lagi?"

Sudahlah, citra Sang ketua basket sudah hilang dari pandangan Gerry dan Keyra. Bisa-bisanya ketua basket sekaligus anggota Garla mendorong motor seperti ini. Ya walaupun hal ini sudah biasa, tapi ini sudah kedua kalinya Luky mendorong motor di depan Keyra, dia sangat malu. Takut jika Keyra tidak mau membonceng lagi karena motornya terlalu sering mogok.

Sebenarnya Keyra merasa kasihan karena melihat motor Luky yang lagi-lagi mogok, tapi jujur saja dia malah tertawa kecil. Tawanya bahkan sampai tak terdengar oleh kedua lelaki itu karena Keyra yang menutupi tawanya dengan telapak tangan.

Luky memandang Gerry kesal. "Tadi kenapa gue panggil, lo nggak noleh?"

"Yakan gue nggak denger, Ky." Gerry malah meringis. Lalu dia menepuk pundak Luky.  "Udah jangan kesel-kesel gitu, nanti gue anterin lo ke bengkel."

Luky mengangguk. "Oke, oke." Lalu, tatapannya jatuh pada Keyra yang tengah memandanginya dengan Gerry. Dia segera mendekat ke arah Keyra.

"Key, lo nggak apa-apa kan di jalan? Ada yang lecet nggak?" Luky meraih tangan Keyra untuk melihat-lihat keadaan Keyra.

Gadis yang semula tengah tertawa, seketika menjadi kesal melihat sifat berlebihan dari Luky. Dia segera menepis tangan lelaki itu. "Nggak usah lebay!"

"Ya kan gue khawatir sama lo," ujar Luky sembari diam-diam melirik Gerry.

Dari tatapan Luky tersirat ingin memanasi Gerry. Dia ingin mengeklaim bahwa Keyra adalah gadis incarannya agar Gerry tidak lagi mendekati Keyra.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang