PART 29|| CINTA SEGITIGA

78 2 0
                                    

🎼Waktu yang Salah (Fiersa Besari) – cover Tami Aulia & MasSelow
.
.
.

Tersadar dengan kalimat
'kita cuman teman'

~Luky Lock Magella~
.....

Sebagian kecil dari janji adalah penenang, selebihnya omong kosong.

~Keyra Gamalina~
.....

Aku adalah seseorang yang kamu cari ketika peran utama tidak lagi membutuhkanmu.

~Daniar Refsina~

••••••

"Gimana?”

“Gimana apanya?”

“Hari ini?”

“Ya ampun, Ky. Lo tanyain hal unfaedah kaya gitu. Gue kan seharian ini sama lo, ngapain tanya begituan.”

Luky tertawa kecil. “Oh, iya. Seharian ya.”

Saat ini Luky tengah bertelponan dengan Keyra di rumah. Dan kalian tahu di samping Luky ada siapa? Hm, yap, Daniar Refsina.

Daniar duduk di samping Luky sembari menonton televisi sekaligus mendengarkan Luky bertelponan. Gadis itu sering berkunjung ke rumah ini karena memang rumah mereka sangat dekat, jaraknya hanya beberapa langkah.

Sebenarnya Daniar tidak sungguh-sungguh menonton televisi, di dalam hatinya dia menggerutu sebal dengan cowok titisan setan di sebelahnya.

Benar-benar Luky tidak punya pikiran. Bagaimana bisa cowok itu bertelponan dengan gadis lain di samping gadis yang sedang menyukainya, Luky pun tahu akan hal itu. Tapi kenapa cowok itu tidak peka jika dia cemburu?

Arg! Menyebalkan bukan?

Inilah yang dia takutkan jika sahabatnya mempunyai kekasih. Dia akan diacuhkan.

“Mamih!” teriak Daniar menghentakan kakinya sembari memandang Luky sebal, lalu pergi ke dapur untuk menemui Dela.

“Hm, biasa, itu Daniar mau ketemu mamah,” jawab Luky saat Keyra bertanya siapa yang baru saja berteriak.

“Ohh.”

“Lo udah coba buat kerjain soal-soalnya?”

“Belum sih susah, abisnya nggak ada tutor,” ujar Luky menggaruk tengkuknnya.

Tampak disebrang telepon Keyra menghela napas. “Namanya belajar ya susah.”

“Nggak mau bantuin?”

“Yang ada gue darah tinggi ngajarin lo. Mending sama si Aje."

“Dia sibuk.”

“Yaudahlah lo pelajarin dulu sebisanya, nanti kalo ada waktu gue bisa ajarin lo.”

“Tapi gue harus siap kuping gue budek karena dengerin lo teriak marah-marah.”

“Resiko!”

Luky terkekeh kecil. “Eh, lo capek nggak? Udah makan?”

“Hm, nggak terlalu capek sih. Bentar lagi gue juga dipanggil buat makan.”

“Gimana kalo kita jalan yuk? Cari makan?”

“Kemana?”

“Sekitar kompleks lo aja.”

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang