PART 43|| BERMAIN API

40 1 0
                                    

🎼Kenanglah aku - Naff (Tami Aulia)🎼

••••••

Menurunkan kaki kirinya lebih dulu, Keyra baru saja turun dari motor Gerry. Kemudian memberikan helm kepada cowok itu, lalu merapikan pelan rambutnya yang sedikit acak-acakan.

Hari ini Keyra jadi diantar Gerry untuk mengikuti kelas lukis, dan dia belum memberi tahu Luky pasal ini. Niatnya dia akan memberitahu nanti saat sudah selesai.

"Em, Ger, kira-kira muridnya ada berapa, ya?" tanya Keyra melihat ada beberapa motor ataupun mobil yang terparkir di depan workshop.

Gerry mengedikan bahunya. "Nggak tau."

"Gimana? Udah siap belum?" tanya Gerry

"Siap dong!" seru Keyra bersemangat. Gerry tertawa kecil dibuatnya.

Lalu keduanya berjalan masuk. Melihat-lihat workshop yang sudah ada beberapa orang yang entah datang berkunjung atau sama seperti Keyra ingin mengikuti les, membuat gadis itu merekahkan senyumnya.

"Lo kalo mau pulang, pulang aja. Nggak papa kok," ujar Keyra pada Gerry.

"Lo ngusir gue?" balas Gerry.

"Ya nggak, gue nggak mau lo nungguin, takut lama."

"Heh, siapa yang mau nungguin lo? Orang gue mau main di workshop om gue," ujar Gerry sambil tertawa.

Keyra langsung merapatkan mulutnya. Malu sekali menjadi kepedean seperti ini. "Ya udah terserah lo," ujarnya berubah sinis.

Gerry tertawa geli melihat ekspresi Keyra. "Gue tungguin lo kok."

"Nggak us-"

"Oke, bye. Gue mau ngopi dulu di luar," ujar Gerry melambaikan tangan sambil berjalan mundur keluar workshop. "Jangan lupa, gue tunggu lo."

Keyra jadi geram sendiri dengan Gerry, tapi ya sudahlah, untung-untung irit ongkos. Lebih baik sekarang dia mempersiapkan diri karena les hampir dimulai.

Ngomong-ngomong tadi kata Gerry, Keyra tak usah mendaftar lagi karena sudah didaftarkan. Tapi Keyra masih kepikiran soal biaya. Sepertinya dia harus mencari tahu total biayanya, agar bisa segera mengganti.

Saat sedang berjalan mendekati tempat duduk, bunyi panggilan telepon membuat Keyra segera melihat ponselnya. Dia menghentikan langkah, cukup terkejut ketika mengetahui siapa yang meneleponnya. Bingung harus bilang apa nantinya, Keyra memutuskan untuk mengacuhkan panggilan itu.

Namun sesaat, dering telepon kembali berbunyi dan untuk kedua kalinya Luky menelepon. Mengacuhkan semua resiko yang ada, Keyra mencoba mengangkatnya.

"H-halo?"

"Kamu di mana? Aku di depan rumah kamu nih."

Ujaran Luky dari balik telepon membuat Keyra melebarkan matanya. "Hah? N-ngapain?"

"Mau ajak kamu jalan, sama mau nyenengin kamu beli alat lukis. Kamu mau, kan?"

Keyra gelagapan, dia takut berkata jujur tentang dia yang diantar oleh Gerry. "Em, tapi ... aku nggak bisa."

"Kenapa? Kamu di dalem, kan?"

"Aku lagi di luar."

"Emang kamu ke mana? Kok nggak bilang?"

"Eh ... aku sekarang ikut kelas lukis dan ini hari pertama. Maaf ya nggak bilang."

"Kenapa nggak ngasih tau aku? Kan bisa aku anter, atau mau aku jemput pulangnya? Kamu share lock aja."

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang