PART 7|| TIMBULNYA RASA

86 11 0
                                        

Keyra terus berlari menuju kelasnya, napasnya terengah-engah saat ia melirik jam di tangannya. Katakanlah lima menit yang lalu bel masuk telah berbunyi, Keyra hampir terlambat. Ralat! Memang sudah terlambat, tapi untungnya pak satpam baru menutup setengah gerbangnya. Keyra semakin mempercepat larinya saat ia melihat Pak Gogo baru saja keluar dari ruang guru. Pastinya guru tersebut akan masuk ke kelasnya, karena pagi ini adalah pelajaran B. Indonesia.

Untungnya Keyra sampai lebih dulu dari pada Pak Gogo. Saat ia baru saja duduk di tempatnya barulah Pak Gogo masuk. Saat ini napasnya masih tersenggal. Ia butuh minum, namun apa daya tidak boleh minum dijam pelajaran.

Pelajaran pertama dimulai setelah anak-anak berdoa terlebih dahulu.

"Baiklah anak-anak, mari kita mulai pelajaran dipagi ini. Apakah ada tugas yang Bapak berikan dipertemuan kemarin?" tanya Pak Gogo berdiri di depan papan tulis.

"Ada Pak," jawab semua murid serempak, kecuali Keyra yang membulatkan matanya lebar-lebar.

Keyra menepuk jidatnya geram, ia lupa jika ada tugas dari Pak Gogo. "Kenapa lo nggak kasih tau kalo ada tugas?" tanya Keyra kepada Felin.

"Loh, lo belum?" balas Felin.

Keyra berdecak kesal, ia menghembuskan napasnya kasar.

"Kumpulkan sekarang di meja Bapak. Lalu kalian baca dan pahami buku paket bab 3, sementara Bapak akan mengoreksi," suruh Pak Gogo. Semua murid pun beranjak mengumpulkan di meja Pak Gogo.

Sementara Keyra hanya duduk saja, ia bingung dan was-was jika hari ini ia pasti akan diberi hukuman. Setelah semuanya mengumpulkan, Pak Gogo menghitung berapa buku yang dikumpulkan di meja.

"Loh, kenapa hanya 33 buku, siapa yang tidak berangkat?" tanya Pak Gogo.

"Nihil, Pak."

"Siapa yang tidak mengumpulkan? Cepat angkat tangan sekarang!" suruh Pak Gogo membuat Keyra memainkan jari-jemarinya cemas.

Akhirnya Keyra memberanikan diri untuk mengangkat tangannya, menunduk takut-takut menatap Pak Gogo.

"Kenapa kamu tidak mengerjakan?!" tanya Pak Gogo pada Keyra.

"Anu Pak, saya lupa karena terlambat. Maaf, Pak," jawab Keyra.

"Kamu kan pintar, sangat disayangkan kalau nilai kamu ada yang nol! Apa lagi karena alasan terlambat? Alasan klasik. Seharusnya kamu sudah bisa memanajemen waktu dengan baik. Kalau bisa kerjakan tugas kamu saat hari minggu atau saat tugas itu baru saja diberikan," tutur Pak Gogo dengan suara lantang.

"Iya, Pak. Maaf, saya tidak akan mengulangi lagi."

"Ya sudah, pastinya hari ini kamu akan saya hukum," ujar Pak Gogo membuat Keyra pasrah dengan hukuman yang akan diberikan.

"Sekarang bapak akan beri kamu hukuman. Sepuluh kali putaran di lapangan! Ngerti?!" suruh Pak Gogo. 

"Tapikan Pak, kok saya sendiri yang dihukum? Itu si Malika sama si Dayan kok nggak dihukum sih pak? Biasanya juga mereka nggak ngerjain," ujar Keyra.

"Sory sory jek nih, Key. Kalo dihukum jangan ngajak-ngajak gue dong. Kalo ngajak makan terus lo yang traktir gue maju paling depan," seru Malika.

"Kitakan anak yang taat terhadap nusa dan bangsa. Nggak mungkin tugas sekolah kita tinggalin, karena tugas sekolahkan prioritas utama seorang murid. Bukan begitu?" seru Dayan sebagai pencitraan. Alah!

"Alah! Pencitraan doang itu, Pak," seru Felin.

"Nggak usah suuzan gitulah," tutur Malika.

"Diam kamu Malika! Dayan! Tugas dapet nyontek aja bangga! Harusnya kalian itu sudah kelas dua belas meningkatkan semangat belajar kalian, karena sebentar lagi kalian akan menghadapi ujian," tutur Pak Gogo mengarahkan penggaris kayunya kepada Dayan dan Malika.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang