PART 33|| DIPUKUL MUNDUR

58 2 0
                                    

🎼Seperti yang Kau Minta (Chrisye) – cover Michela Thea🎼
.
.
.
Udah gue bilang, nggak usah berharap sama orang yang nggak peduli sama lo. Masih ngeyel? Mewek tau rasa.

~Daniar Refsina~

...

Gue nggak kalah, cuman ngalah aja.

~Luky Lock Magella~

•••••

Menyugar rambutnya dengan dibasuhi pomed, Luky bergaya di depan cermin. Tak hentinya dia mengembangkan senyum saat mengingat akan bertemu dengan Keyra. Luky merasa nerves. Bagaimana pun nanti dia harus bersikap cool dan tidak menye-menye.

Tak lupa, dia juga menyemprotkan minyak wangi agar harum semerbak dari atas sampai bawah, bahkan jari kakinya pun ikut disemprotkan. Asal kalian tahu, minyak wangi ini sangat mahal. Em maaf ye, bukannya sombong, tapi dia dapatkan dari hasil memungut di rumah Lintang.

Melihat-lihat sepatunya pun, Luky merasa keren abis hari ini. Untuk sepatu merk Air Jordan, dia dapatkan dari Aje. Ini bukan memulung ataupun membandit, dia meminjamnya kok dan sudah memberi tahu Aje. Tapi Luky yakin, lama kelamaan juga sepatunya bakal menjadi miliknya. Biasa gitu, Aje suka lupa kalau barangnya di pinjam teman dan berakhir dia akan mengikhlaskan.

Jangan katakan dia tidak modal, hanya saja dia memanfaatkan barang yang ada. Barang temen maksudnya.

“Mau kemana lo?”

Pertanyan itu membuat Luky membalikan badan, dia melihat Daniar tengah berdiri di ambang pintu.

“Bukannya gue mau sombong, tapi gue mau ngapel.”

Daniar mencebik. “Sejak kapan lo punya pacar? Mana mau Keyra sama lo.”

“Namanya usaha.”

“Usaha mematahkan hati. Jangan terlalu berharap sama orang.”

“Nggak papa kali, Dan. Barangkali harapan itu jadi kenyataan."

Daniar menghembuskan napas, dia berjalan masuk. “Ya udahlah good luck. Kalo sakit juga baliknya ke gue.”

“Lo doain gue?” papar Luky menatapan Daniar sinis.

“Enggak. Ya udahlah sana buruan jemput Keyra, kalo nunggu kelamaan kasian.”

“Iya.”

Saat Luky hendak mengambil kunci motornya, disaat yang bersamaan dia tersenyum saat mengambil dua tiket nonton di atas mejanya. Luky akan mengajak Keyra menonton nantinya. Dia sudah mempersiapkan ini dari semalam.

Sesaat kemudian, panggilan telepon dari Keyra membuat Luky segera mengangkatnya.

“Bentar lagi gue otw.”

“Em, tapi Ky—“

“Kenapa?”

“Sory banget, gue nggak bisa ketemu lo hari ini. Gimana kalo besok pulang sekolah kita ketemu?”

Raut wajahnya yang tadi berseri seketika memudar. Hati Luky mencelos. Lagi-lagi dia terlalu berharap dan seketika langsung dipatahkan oleh kenyataan. Namun, Luky mencoba untuk bersabar sekali lagi. “Iya nggak papa.”

“Gue minta maaf banget, ya.”

“Iya.”

Luky mematikan sambungan teleponnya. Dia langsung terduduk di meja belajarnya dan memandang tiket itu dengan nanar.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang