PART 52|| TAKUT KEHILANGAN

36 3 0
                                    

🎼Cinta Tak Mungkin Berhenti — Tangga🎼

••••••

Ketika hendak melangkah masuk, mendadak langkahnya terhenti saat melihat laki-laki berwajah datar berjalan ke arah pintu. Keyra perlahan mundur. Sementara Lintang segera meninggalkan keduanya.

Sungguh, melihat wajah Luky seperti ini membuat hatinya ikut teriris telah menyakiti laki-laki itu. Dia pasti sangat kecewa.

"Ky."

Orang yang dipanggil berhenti tepat di depan Keyra. Diam dengan tatapan lurus, seolah sedang menunggu gadis di depannya berbicara.

"K-ky, maaf. Aku nggak bermaksud untuk bohongi kamu. Jangan pernah berpikir aku main di belakang kamu, apalagi selingkuh." Keyra meraih tangan Luky. "Percaya sama aku."

Perlahan Luky menatap netra Keyra dengan lekat. Rasa kecewa begitu terasa di hatinya. Namun saat melihat wajah Keyra, rasa itu berganti dengan takut kehilangan.

"Key, kamu masih peduli sama Miko?"

Pertanyaan itu membuat Keyra terdiam sebentar. Hati kecilnya mengatakan bahwa dia masih peduli, tapi tidak mungkin dia berkata demikian. "Enggak. Aku ke sana karena di suruh tante Windi buat jenguk Miko."

"Kenapa harus kamu? Bukan Meika?"

"K-karena waktu itu Meika les. Lagian aku ke sana sekalian silaturahmi, udah lama nggak ketemu tante Windi."

"Kamu yakin nggak ada apa-apa lagi sama Miko? Udah bener-bener lupa tentang dia?"

Keyra perlahan melepas pegangan dari tangan Luky. Rasa sesak di dada begitu terasa saat melihat wajah teduh milik laki-laki di depannya. Tak mungkin dia tega untuk menceritakan yang sebenarnya tentang perasaanya. Yang ada hanya air mata yang menetes seolah menjawab pertanyaan Luky.

"Kamu masih sayang sama dia?"

Keyra menyapu tangisnya dengan paksa. Tak mau Luky curiga, dia menggeleng kuat-kuat sambil memaksa tersenyum. "Nggak mungkin aku sayang sama dia. Sekarang ada kamu."

Luky merasa lega mendengarnya. Dia senang jika kehadirannya benar-benar bisa menggantikan Miko. Namun rasa sesak sering kali datang ketika mengingat Keyra dan Gerry berpelukan. Luky tidak mungkin mengatakannya, biarlah dia menganggap kejadian kemarin hanya ilusi.

Dia benar-benar mencoba melupakan kejadian kemarin, bahkan sudah memaafkannya sejak Keyra datang untuk menjelaskan.

"Ky, percaya sama aku. Aku ke rumah Miko cuman sebagai temen."

Luky perlahan mengembuskan napas. Lalu menarik kepala Keyra mendekati dada bidangnya. Memeluknya dengan erat. Dalam hati dia sangat takut kehilangan gadisnya. “Jangan tinggalin aku, Key.”

Pelukan itu di balas oleh Keyra. “Aku nggak bakal tinggalin kamu. Aku sayang kamu.”

Senyum Luky tercetak walau tipis. Masih ada rasa sakit yang membekas dihatinya.

Tanpa mereka duga, seseorang di ujung koridor tengah memperhatikan keduanya. Laki-laki dengan ransel di satu pundaknya memandang mereka dengan sedih, namun mencoba untuk merelakan. Dia sampai tidak menyangka kejadian kemarin yang dipikir akan membuat mereka bertengkar selama beberapa hari, ternyata hanya satu hari.

Seorang gadis menepuk pundaknya, ikut memperhatikan kedua sejoli itu. “Mereka sosweet, ya,” katanya sambil menyeringai kecil.

Dia mengangguk ragu-ragu. “Hm, iya.”

••••••

"Gue nggak nyangka Luky bisa secepatnya maafin lo. Padahal yang kali ini lebih fatal sih." Dira menggeleng tidak menyangka. Langkahnya di koridor seirama dengan ketiga temannya.

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang