PART 34|| HARAPAN YANG HILANG

50 3 0
                                    

🎼Seandainya – Viera🎼
.
.
.
Sebenarnya kita tersakiti oleh harapan kita yang terlalu tinggi.

~Luky Lock Magella~

••••••

Kemarin untuk menebus janjinya yang ingkar, Keyra memberitahu Luky untuk bertemu saat pulang sekolah. Walaupun setelah seharian ini melihat sikap Luky yang tak biasa kepadanya membuat Keyra menduga bahwa Luky tak akan menemuinya. Bahkan saat dia mengirimkan pesan untuk jadi bertemunya, laki-laki itu tidak membalas pesannya.

Melihat sikap Luky seharian ini, membuat Keyra jadi kepikiran. Tidak tenang memikirkan rasa bersalahnya kepada Luky. Juga merasa ada yang aneh dengan hatinya. Keyra tidak mengerti, ini sulit dijelaskan.

Menghembuskan napasnya panjang, Keyra menunggu Luky latihan basket dari balkon lantai dua di depan kelasnya. Keyra tidak berani menunggu Luky di tepi lapangan, alasanya karena dia malu. Banyak anak Garla juga yang kumpul di bawah.

Sejujurnya, Keyra cukup terpukau dengan aksi bermain basket Luky yang keren. Tentang bagaimana cowok itu mendribel bola, mengoper bola, sampai memasukan bola ke ring. Tanpa diduga Keyra terus mengembangkan senyum dan bertepuk tangan pelan saat melihat Luky memasukan bola ke ring.

Juga terpukau tentang bagaimana laki-laki itu mengarahkan adik tingkatnya itu cara menciptakan taktik agar mendapatkan poin, tak hentinya Keyra mengembangkan senyum. Dia juga sempat beberapa kali mengambil foto Luky.

Dia jarang melihat Luky bermain basket, bahkan tidak pernah. Maksudnya menonton dalam konteks yang serius. Dan, sekarang dia begitu menikmati jalannya pertandingan.

Dari situ Keyra menyadari, bahwa Luky yang dia kenal sebagai orang yang aneh, usil, nggak jelas dan tidak tahu malu, ternyata bisa menjadi seseorang yang serius, tegas, tangung jawab, dan pintar menguasai lapangan. Keyra cukup tidak menyangka.

Sudah tiga puluh menit Keyra menunggu, sekarang ada pengarahan dari Pak Edward dan itu lama. Keyra memutuskan untuk duduk di bangku depan kelasnya karena kakinya pegal. Sesekali Keyra mengecek lapangan.

Untuk menghilangkan kejenuhannya, Keyra memasang airphonenya dan menggambar sembari menunggu. Kurang lebih dua puluh menit Keyra asik dengan dunianya, Keyra sontak tersadar bahwa dia lupa mengecek.

Segera berdiri dan maju beberapa langkah, Keyra melongo saat mengetahui lapangan sudah kosong.

Buru-buru Keyra mengemasi barangnya dan segera berlari menuruni anak tangga menuju parkiran. Bodoh sekali dia terlalu asik menggambar, alhasil malah kelupaan jika dia sedang menunggu Luky.

Sesampainya di parkiran, untuk saja parkiran masih ramai. Masih ada anak Garla di sana. Pandangannya segera menyapu kesekitar mencari keberadaan Luky, sesaat dia melebarkan mata saat melihat satu pengendara motor keluar dari gerbang sekolah. Itu luky bersama … Daniar, mereka berboncengan.

“Luky!”

Keyra berteriak sembari berlari menuju ke depan gerbang. Beberapa kali menyerukan nama cowok itu, tapi Luky tidak mendengarkannya. Bahkan tingkahnya menjadi perhatian orang-orang di parkiran, tapi Keyra tidak peduli.

Keyra berdecak kesal saat Luky semakin menjauh dan Keyra tidak bisa mengejarnya lagi.

“Keyra, kenapa lo ngejar Luky?”

Mendengar pertanyaan itu, Keyra berbalik badan mendapati Lintang sudah siap dengan motornya.

“Em, g-gue lagi nungguin Luky, tapi dia ternyata duluan.”

KeyLockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang