Meski ucapan maaf ini tidak akan dapat menyembuhkan sakit hatimu, aku hanya ingin kamu tahu bahwa penyesalan ini teramat dalam.
🌱🌱
_______Mira terus menerus mencoba menghubungi Elang, Sella dan juga Erdzan. Ia juga mencoba menghubungi Rendy dan juga Risty. Risty berhasil ia hubungi dan Risty mengatakan jika Rendy berada di tempat gym, selebihnya, ia tak bisa menghubungi Rendy. Risty berjanji padanya akan menghubungi kembali jika sudah tau keberadaan Rendy. Tapi sampai sekarang, Mira belum juga mendapat kabar.
"Sayang, kamu yang tenang dong. Besok pagi 'kan kita pulang." Tio membaringkan Lisa yang sudah mulai sibuk dengan alam mimpinya. Tak lupa, Tio juga menyelimuti Lisa dengan selimut yang cukup tebal.
"Kita nggak bisa pulang sekarang aja? Perasaan aku nggak enak," ucap Mira jujur.
Tio menghela napas, ia memeluk istrinya dan mencoba menenangkannya. Tio mengusap lembut rambut Mira dan mengangkat ponselnya.
"Mereka pasti akan kabarin kita kalo terjadi apa-apa sama mereka. Mereka udah besar, mereka udah berumah tangga. Aku yakin, mereka bisa hadapi masalah mereka. Kalau mereka nggak sanggup, mereka pasti bakalan telpon kita. Jadi, kamu yang tenang ya? Istirahat. Kamu udah banyak pikiran hari ini," jelas Tio. Ia menghadiahi kecupan hangat dikening istrinya.
Mira menghela napas panjang dan menganggukan kepalanya. Ia menoleh kearah Putrinya yang sudah terlelap.
Mira mendekat, mencoba memeluk putrinya dengan hangat. Mira tak menyangka jika kini umur Lisa sudah 6 bulan. Bayi mungilnya kini sudah mulai beranjak aktif dan tengah belajar merangkak. Jadi, Mira juga harus ekstra menjaganya, walau pekerjaannya terus menggunung.
Tio membuka ponselnya sesaat setelah beberapa kali ponselnya berdering. Ia melirik kearah Mira yang sudah mulai tertidur sembari memeluk Lisa. Tio memilih keluar kamar dan melihat isi pesan dari Kevin dan juga Rendy.
Tio cukup terkejut melihat pesan dari Kevin, ia beralih untuk melihat pesan yang dikirimkan oleh putranya. Bukannya terkejut, ia malah kesal dengan putra lelakinya itu.
Bayangkan saja, ia memberikan foto kaca yang sudah pecah dan barbel yang ia pegang adalah dalangnya.
Dan sudah ia pastikan, jika kaca itu pecah dan hancur berkeping-keping.
Tio mengirim pesan pada Kevin untuk segera memboking tiket pesawat untuknya esok lagi.Ia harus pulang segera dan mengetahui kondisi di rumah.
Satu lagi yang harus Tio pahami.
Feeling wanita memang tidak pernah salah ataupun meleset. Tebakannya selalu benar.
🌱🌱
Rumah sakit. Elang benar-benar membenci bau obat rumah sakit.
Entah sudah berapa kali Elang menginjakan kakinya ke rumah sakit, tetap saja, Elang masih benci dengan aroma rumah sakit.
Elang menunggu pintu ruangan terbuka. Sella dan Liora ada disana, keduanya pingsan setelah aksi penembakan itu.
Tak ada luka yang serius pada Sella. Itu yang bisa Elang dapatkan, karena darah itu bukan berasal dari tubuh Sella.
Melainkan tubuh Liora.
Ya, Liora memasang badan saat Sella hampir terkena peluru itu. Peluru itu hampir mengenai perutnya, namun meleset dan berakhir mengenai bagian ginjalnya.
Sedangkan Sella, ia sepertinya shok dan berakhir pingsan bersamaan dengan Liora.
Ia ingin tidak peduli pada Liora, namun, Liora telah menyelamatkan Sella. Jika saja Liora tak ada disana, Elang sudah pastikan Sella yang akan terkena peluru itu. Dan jika itu terjadi, Elang tak akan pernah memaafkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE | ✓
Romance[BELUM DIREVISI] [Sequel of You're Mine, Sella!] 🌱🌱 Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv? Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu. Namun ternyata Sella salah. Elang...