"Kekayaan memang menghasilkan kebahagiaan, namun kebahagiaan sempurna dihasilkan tanpa kekayaan dan hanya sebuah kebersamaan."
🌱🌱
___________Sella membuka matanya saat ia merasa ada tangan kecil yang memeluk dirinya. Sella menoleh kearah samping kanan, tak sadar Sella tersenyum. Tangannya terulur untuk mengusap lengan kecil yang ada diperutnya.
"Good morning, love."
Sella tersenyum saat keningnya disambut hangat oleh sang suami. Usapan lembut rambutnya membuat senyuman Sella semakin melebar.
"Kok Felix tidur disini?" tanya Sella.
"Semalem Felix nangis, Wenda nggak bisa berhentiin dia nangis. Mau nggak mau, aku bawa dia kesini, dan ya.. dia peluk kamu terus tidur," ujar Elang.
Sella kembali menatap Felix, putranya itu sudah membuka matanya sempurna, senyuman kecil menghiasi wajahnya membuat siapapun gemas melihatnya.
"Morning gantengnya Bunda," sapa Sella. Ia mencium gemas pipi Felix dengan penuh kasih sayang. Sementara Felix menggeliat pelan dan berakhir pada perut bulat Sella.
"Besok Felix ulang tahun. Kita mau rayain dimana?" tanya Sella, mengingat besok adalah ulang tahun Felix yang pertama.
Elang meletakan ponselnya diatas meja.
"Aku udah suruh Kevin buat cari tempat yang cocok untuk rayain ulang tahun Felix. Kamu nggak usah khawatir. Yang jelas, tempatnya nyaman dan aman buat kamu sama Felix, tentunya sama anak kita yang ada di dalam kandungan kamu juga," ujar Elang menjelaskan.
Sella mengangguk, ia mengubah posisinya menjadi duduk. Begitu pun dengan Elang, ia memposisikan dirinya untuk duduk disamping Sella.
Sella menyandarkan tubuhnya, Elang tersenyum dan membiarkan Sella menyandarkan tubuhnya ke dadanya, mengusap lembut rambut istrinya adalah hobi Elang yang tak akan pernah berubah.
"Makasih ya?"
"Untuk apa?"
"Everything," jawab Sella. "Kamu selalu melakukan yang terbaik. Aku beruntung punya kamu."
"Aku juga," ucap Elang, ia mencium kepala istrinya itu dengan penuh kasih sayang.
Tatapan Sella beralih kearah Felix, ia mengusap lembut pipi Felix saat laki-laki kecil itu kembali menutup matanya.
"Makasih juga kamu udah nerima Felix dirumah ini."
Tatapan Elang mengikuti apa yang Sella lihat. Ia tersenyum simpul.
"Sebenernya sulit untuk aku nerima Felix dirumah ini. Tapi, aku akan terus mencoba dan menyayangi Felix. Ya .. perlahan, aku pasti bisa kan?"
Anggukan Sella terlihat mantap, ia tersenyum melihat wajah suaminya yang begitu tampan.
"Iya, kamu pasti bisa. Kita bisa jadi orang tua yang baik buat Felix dan juga anak kandung kita nantinya."
Elang mengangguk setuju, ia mengusap lembut perut Sella yang semakin hari semakin membesar. Jika dihitung, beberapa minggu lagi anaknya akan lahir, Elang sangat menantikan anak ini. Bagaimanapun, ini adalah buah hati mereka berdua, walaupun ada Felix disamping mereka sekarang.
Dan semoga nantinya, Elang bisa berlaku adil terhadap keduanya.
🌱🌱
Tifa menatap ponselnya, sudah seharian Tifa menghubungi sang kakak, namun taka da jawaban sama sekali membuat Tifa merasa sangat geram. Ini sudah dua kali terjadi dalam hidupnya, sang kakak tak menjawab panggilannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE | ✓
Romance[BELUM DIREVISI] [Sequel of You're Mine, Sella!] 🌱🌱 Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv? Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu. Namun ternyata Sella salah. Elang...