"I have the best husband any other wife could possibly have. He is the best father that my children could have."
🌱🌱
________
Kinderfield School.
Felix dan Ben turun bersamaan dengan kedua orang tuanya. Hari ini, mereka masuk ke sekolah yang sama, dan kelas yang sama.
Elang memasukan Felix dan Ben secara bersamaan. Bukan tanpa alasan Elang memasukan keduanya disekolah dan kelas yang sama dengan umur yang berbeda.
Felix berumur lima tahun sekarang, sedangkan Ben baru berumur empat tahun. Ben memaksa Elang agar putra keduanya itu belajar dikelas yang sama dengan Felix. Felix pun begitu, ia ingin bersekolah bersamaan dengan Ben. Umur mereka tak begitu jauh, begitu katanya.
Untungnya, Kinderfield School adalah sekolah yang sangat realistis. Sekolah ini bisa menerima Ben walaupun umurnya yang masih sangat muda, dengan syarat Ben sudah bisa membaca atau minimal mengetahui abjad dan menghitung minimal satu sampai dengan 20.
Hebatnya, Ben sudah mampu membaca dan menghitung setara dengan kemampuan Felix. Padahal, Elang tak mengajari Ben karena memang umurnya yang belum cukup, namun sepertinya Felix mengajarkan adiknya itu dengan baik hingga Ben mampu menyetarakannya.
Felix anak yang cukup pintar menjaga adiknya, Elang akui itu.
Sella keluar setelah membereskan berkas yang akan diserahkan ke pihak sekolah. Sella menatap kedua putranya dan tersenyum. Mengusap kedua rambut putranya dengan sayang dan menatap Elang.
"Kamu mau langsung berangkat kerja?" tanya Sella.
Elang mengangguk. "Iya, aku ada meeting dadakan dan nggak bisa aku cancel, Rendy juga lagi urus perusahaan Papa Tio, jadi nggak bisa bantu aku," jelas Elang.
Sella mengangguk mengerti. "Anak-anak, ayo pamit sama Ayah."
Keduanya mengangguk dan mengulurkan tangannya dengan kompak. Elang terkekeh dan menyetarakan tubuhnya dengan kedua putranya. Elang menerima salam kedua putranya itu dan menciumnya satu persatu dengan sayang.
"Jadi anak baik ya hari ini, jangan nakal, turutin kata Bu Guru dan Bunda, oke?"
Felix mengangguk. "Abang akan jaga Bunda sama nulut sama Bu Gulu," ujar Felix.
Ben ikut mengangguk. "Ben tuuuu."
Elang mengangguk dan tersenyum. Ia berdiri dan membenarkan dasinya yang sempat miring. "Aku berangkat ya sayang."
Sella mengangguk dan menyalami Elang. Tak lupa, Elang memberikan ciuman hangat di kening istrinya itu. Melambaikan tangan, Elang masuk ke dalam mobilnya.
Kini tatapan Elang beralih pada kedua putra yang ada digenggaman, ulasan senyum tercetak di bibir Sella saat keduanya menoleh kearahnya.
"Kenapa liatin Bundanya gitu?" tanya Sella gemas.
Felix dan Ben saling bertatapan lalu tersenyum.
"Tantikk," ujar Ben. Felix terkekeh dan mengangguk menyetujui perkataan sang adik.
"Kok udah pinter ngerayu sih anak-anak Bunda, siapa yang ngajarin? Hm?"
"Om Lendi!" ujar Felix cepat.
Sella bergumam. Membiarkan kedua jagoannya bermain dengan Rendy sepertinya adalah keputusan yang tidak benar. Lihat saja, masih kecil saja sudah mulai menggombal, bagaimana sudah besar nanti? Untung saja mereka menggombal pada Bundanya, bagaimana jika nanti pada para perempuan diluar sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE | ✓
Romansa[BELUM DIREVISI] [Sequel of You're Mine, Sella!] 🌱🌱 Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv? Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu. Namun ternyata Sella salah. Elang...
