[BELUM DIREVISI]
[Sequel of You're Mine, Sella!]
🌱🌱
Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv?
Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu.
Namun ternyata Sella salah. Elang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"This is my life. Let me choose how my life." - Grasella Amalia.
🌱🌱 _____
Sella kembali keruangan Elang. Ia tak ingin Liora menjaga Elang terlalu lama karena kondisinya yang tengah hamil muda.
Sella melihat sekeliling ruangan Elang. Kosong. Tidak ada siapapun disana.
"Suster!" panggil Sella.
"Iya Bu?" sahut Suster saat masuk kedalam ruangan.
"Suami saya dimana, Sus?" tanya Sella panik.
"Maaf, Bu. Suami anda sedang ada diruang operasi. Tadi, Bu Mira yang meminta operasi dipercepat."
Sella menghela napasnya lega. Ia menganggukkan kepalanya.
"Baik, Suster. Terimakasih."
Suster itu mengangguk dan keluar dari ruangannya. Sella menenangkan hatinya sebentar lalu pergi keruangan operasi.
Disana sudah ada Mira, Tio dan juga Rendy. Sella tersenyum dan menghampiri ketiganya.
"Sayang, kamu abis darimana?" tanya Mira khawatir.
"Sella abis ke kantin, Ma. Sella haus," jawab Sella jujur.
"Maaf, Mama sama Papa harus ambil tindakan cepat tanpa sepengetahuan kamu. Papa udah nelpon kamu, tapi ponsel kamu mati."
Sella mengangguk, "Nggak pa-pa, Pa. Aku cuma panik aja sedikit karena tadi aku keruangan Elang dia nggak ada."
Tio mengangguk dan kembali duduk. Sedangkan Rendy masih menatap Sella dengan penuh pertanyaan.
"Ma, Liora kemana?" tanya Sella.
"Liora? Dia pulang. Lagian, siapa suruh dia disini?" tanya Mira.
"Aku yang nyuruh Liora kesini, Ma. Siapa tau dengan adanya Liora dan calon anaknya, Elang bisa cepat sadar," ujar Sella.
Rendy berdecih, "Nggak usah sok kuat, Sel. Lo boleh nangis kalo lo udah nggak kuat."
"Ren," tegur Tio. Rendy berdecak dan akhirnya terdiam. Ia tak ingin memperkeruh masalah sekarang.
"Dia bukan anaknya Elang, kamu percaya itukan?"
Sella terdiam. Ia ingin sekali percaya jika itu bukan anaknya Elang.
Namun disisi lain, apakah Liora berbohong padanya?
Liora, gadis sepolos dia berbohong?
Tapi, untuk apa?
Sella menggelengkan kepalanya dan menarik lengan sang Mama.
"Aku percaya jika ada bukti, tapi Liora nggak mungkin bohong, Ma, aku--" Sella lagi-lagi terdiam dan menundukkan kepalanya, rasanya sesak ini kembali muncul.