Saat nasi sudah menjadi bubur, sampai kapanpun tidak akan bisa berubah jadi nasi lagi. Saat semua sudah terjadi, tak ada yang bisa kita lakukan selain menjalaninya.
🌱🌱
_____Hari ini, langit tiba-tiba menjadi cerah.
Dan untuk pertama kalinya, Tifa tak menyukai langit cerah seperti ini.
Hari ini adalah hari pernikahan Elang dengan Liora, wanita yang dengan berani masuk ke dalam kehidupan sang Kakak dan mengusik rumah tangganya. Wanita yang tidak tau malu, merebut lelaki orang.
Namun, Tifa juga tak bisa menyalahkan Liora sepenuhnya. Karena, Liora dijebak dan Tifa tau akan hal itu.
Ya, Liora dijebak oleh lelaki yang ia temui beberapa waktu lalu. Ia mencoba menangkapnya, saat tau bahwa ia mempunyai bukti bahwa anak itu bukan anak dari Kakaknya, melainkan anak orang lain dan sengaja dilemparkan menjadi anak Kakaknya.
Seperti pagi ini, Tifa harus berhadapan dengan lelaki yang menggunakan masker dan memakai baju berwarna hitam pekat. Ia menghadang perjalanan Tifa dan Adam dengan menggunakan mobil berwarna hitam.
Sepertinya, orang ini tengah berduka karena menggunakan baju hitam-hitam.
"Mau apa kalian?" tanya Adam. Ia berusaha melindungi Tifa dari ancaman lelaki yang tengah berduka di depannya.
"Serahkan gadis itu."
Adam menoleh kearah Tifa. Tatapan gadis itu tak ada tatapan takut sama sekali. Justru, ia menatap lelaki itu dengan tatapan berani.
"Kalian mau apa?" tanya Tifa. "Kalian bukan suruhan Papa Tio atau Papa Erdzan kan?"
"Saya akan ikuti kalian, asal kalian mau jawab pertanyaan saya," ujar Tifa.
Adam menatap Tifa tak percaya. Sementara Tifa menatap Adam tanpa ragu sama sekali, ia mendekat kearah dua lelaki yang ada di depannya.
"Untuk apa kalian ingin menangkap saya?" tanya Tifa.
Keduanya saling pandang, selanjutnya, ia mendekat kearah Tifa. Tifa langsung melangkah mundur, sedangkan Adam hendak maju ke depan. Tangan Tifa terangkat, menandakan Adam untuk tetap ditempat.
"Jawab, atau saya lapor polisi, sekarang." Tifa mengangkat ponsel milik Adam dan hendak menekan tombol satu, tombol satu sudah ia setting untuk menelpon bantuan polisi dalam sekali tekan.
"Kamu mengancam kami!"
Tifa menggeleng santai, "Saya tau, jika kalian berdua juga yang memukuli saya dan teman saya pada waktu itu. Saya punya buktinya. Saya akan melepaskan kalian, bahkan membayar kalian dua kali lipat dari bos kalian, asal .. kalian mau ikut dengan saya. Atau kalau kalian nggak mau, kalian akan mendekam di penjara. Gimana? Kalian mau?"
Tifa melirik kearah Adam yang tengah menatapnya was-was, Tifa hanya tersenyum dan kembali menatap kedua lelaki di depannya.
"Penawarannya hanya berlaku dalam 10 detik," Tifa menatap jam tangannya. "Dimulai dari sekarang."
Tifa mundur mendekati Adam. Ia mencari jalan aman, ia takut jika dalam sepuluh detik itu, ia lengah dan malah tak mendapatkan apapun. Jadi, ia berusaha mencari perlindungan dari Adam sembari menunggu keputusan dua lelaki berbadan besar itu.
"Tifa, lo apa-apaan sih, apa lo--"
"Kak Adam, bisa dukung aku aja nggak?" tanya Tifa.
"Tapi ini bahaya, Fa, lo--"
"7 .. 6 .. 5 .. 4 .. 3 .. 2 .."
"Oke," jawab salah satu lelaki itu. "Apa yang kamu mau?"
Senyum Tifa merekah, ia menatap Adam dan menatap dua lelaki itu secara bergantian.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE | ✓
Romance[BELUM DIREVISI] [Sequel of You're Mine, Sella!] 🌱🌱 Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv? Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu. Namun ternyata Sella salah. Elang...