22 - Mistake 🌱

9.2K 715 297
                                    

I once promised, I will not repeat a mistake. But, I'm not sure if my promise is really keeping. I'm sorry --- Elang Angkasa.

🌱🌱
_____

Sella berdecak kagum saat melihat semua persiapan liburannya sudah disiapkan dengan rapih oleh suaminya itu.

Dimulai dari pesawat, jet pribadi, dan segala keperluannya sudah disiapkan dengan matang.

"Kita beneran mau liburan? Sekarang?"

Elang mengangguk sambil memasukan kopernya kedalam mobil.

"Kenapa seburu-buru ini?"

Elang menutup bagasi mobilnya, ia tersenyum kearah Sella sembari membukakan pintu mobil untuk istrinya.

"Kenapa? Kamu nggak suka?"

Sella menggeleng, "Nggak gitu. Cuma, ini terlalu aneh dan terburu-buru menurut aku. Kita bisa pergi nanti dan kamu runding dulu sama aku," jelas Sella.

"Istri harus nurut apa kata suami kan?" tanya Elang.

"Iya, tapikan.."

"Masuk, kita berangkat sekarang."

Sella memilih diam. Ia lebih memilih masuk kedalam mobil dan diam menatap suaminya yang kini tengah menutup pintu mobil.

Terjadi keheningan panjang didalam mobil. Tak ada pembicaraan selama perjalanan mereka menuju bandara. Sella sibuk dengan pikirannya sedangkan Elang sibuk dengan jalanan, karena hari sudah mulai sore, jadi perjalanan mereka sedikit terhambat macet.

Elang menoleh saat ponselnya berbunyi. Ponselnya sengaja ia letakkan diatas dashboard, agar ia tak perlu repot mengambilnya jika ada sesuatu yang penting. Dan benar saja dugaannya.

Sella ikut menoleh saat ponsel suaminya itu berbunyi. Melihat Elang yang tak kunjung mengambil ponselnya, Sella akhirnya berinisiatif untuk mengambil ponsel milik suaminya itu.

"Mau apa?" tanya Elang saat Sella hampir menyentuh benda pipih miliknya itu.

"Angkat telpon," jawab Sella jujur.

"Itu ponsel aku," ujar Elang. "Dan itu nggak ada hubungannya sama kamu."

Sella mengurungkan niatnya. Ia membiarkan ponsel itu berhenti berbunyi. Dan beberapa detik kemudian, ponsel itu kembali berbunyi.

"Aku aja yang ngangkat kalo kamu lagi susah. Nanti aku loudspeaker biar kamu denger, atau mau pake airpod .."

"Aku bilang nggak usah, ya nggak usah. Kamu bisa nggak sih diem aja? Aku lagi nyetir dan posisinya lagi macet, berisik. Kamu juga jangan banyak omong. Kamu buat konsentrasi aku hilang tau nggak!"

Sella terkejut dengan ucapan yang baru saja Elang lontarkan padanya. Ini pertama kalinya Elang berbicara dengan nada tak suka seperti ini setelah mereka menikah. Biasanya, semarah apapun Elang, ia tak pernah berbicara atau bahkan berintonasi yang kasar seperti ini. Apalagi masalah ponsel.

Elang terbuka padanya. Seperti panggilan telpon maupun pesan singkat, Elang bersikap bebas dan membolehkan Sella membuka ponselnya kapan pun dan dimana pun.

Lalu, mengapa sekarang berbeda?

Atau ada yang ia sembunyikan?

"Kenapa? Kamu mau marah?" tanya Elang saat ia sadar Sella memperhatikannya dengan tatapan tidak percaya.

Sella menggeleng, "Nggak," jawab Sella singkat.

"Diem dan nggak usah banyak omong."

Sella terdiam. Ia lebih memilih untuk melihat kearah luar lewat jendela disampingnya. Baru kali ini, ia merasa mobil-mobil yang tengah berjalan dan klakson mobil yang berbunyi itu lebih menarik dibanding berbicara dengan suaminya.

MY FUTURE | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang