55 - Keluhan (2)🌱

10.3K 992 81
                                    

Ada yang lebih sulit daripada mendapatkan, yaitu mempertahankan.

🌱🌱
_________

Lima bulan berjalan dengan sangat baik. Kini kandungan Sella sudah masuk ke usia 8 bulan. Selama itu, Sella merasakan tubuhnya semakin baik, kandungannya juga sehat.

Elang sendiri juga semakin possesif padanya. Bagaimana tidak, Elang tak memperbolehkannya keluar ataupun turun ke lantai bawah. Yang harus Sella lakukan hanyalah berdiam diri di kamar dan juga menatap Felix dari bilik kaca yang Elang buat khusus untuknya dan Felix.

Sudah sebulan, Felix dan Sella tak bersentuhan fisik. Terakhir Sella bertemu dan menggendong Felix, Sella merasakan perutnya kram, dan itu membuat Elang marah.

Tidak, Elang tak marah dengan Felix, melainkan dengan Sella. Dan Sella akui itu, saat itu ia benar-benar gemas melihat kelakuan Felix yang semakin pintar dan sudah mendapatkan langkah pertamanya.

Ibu mana yang tidak bahagia melihat putranya mengambil langkah pertama dalam pertumbuhannya?

Sebagai reward, Sella memeluk dan menggendong Felix, memutarkan badan mungil itu, walaupun pada akhirnya ia merasakan sakit. Awalnya Sella panik, namun mendengar bahwa kandungannya baik-baik saja membuat Sella benar-benar lega.

Ketukan pintu terdengar dari depan. Tak lama setelahnya, Ria masuk ke dalam kamarnya sembari tersenyum.

"Selamat siang, Nyonya. Tuan meminta saya mengantarkan buah ini pada Nyonya, juga mengingatkan Nyonya agar tak lupa minum obat," jelas Ria.

Sella tersenyum dan mengangguk, mengambil nampan berisi buah naga yang Sella inginkan pagi tadi. Senyum Sella semakin melebar saat ada kertas note berwarna kuning menempel disana.

To : Bunda

Aku sengaja beli ini pagi banget sebelum berangkat kerja. Aku yang kupas dan aku yang potong. Kamu makan ya? Aku udah siapin buah yang sama untuk Felix, kamu bisa tanya Ria atau Wenda. Kamu nggak usah khawatir.

This is all for the good of you, and also our children.  Don't be naughty! and love you.

Sella menggeleng dan menatap Ria. "Bener Elang juga siapin buah buat Felix, Ria?"

Ria mengangguk. "Iya, Nyonya."

"Sejak kapan dia pinter buka buah-buahan?" gumam Sella.

"Sebenernya yang buka Meli, Nyonya. Tuan membantu, sedikit," kekeh Ria.

Sella terkekeh, benar dugaannya, Elang tak mungkin bisa memegang pisau dengan baik. Ya, intinya harus didampingi. Jika tidak, ia bisa saja mengiris tangannya sendiri.

"Baik, Ria, terimakasih ya? Tolong sampaikan pada Felix, Bunda rindu," ucap Sella.

Ria tersenyum. "Akan saya sampaikan. Kalau begitu, saya pamit, Nyonya."

Sella mengangguk sebagai jawaban, membiarkan Ria keluar dari kamarnya. Sella menatap buah di depannya sembari tertawa, setelahnya, Sella memakan potongan buah-buahan itu sampai habis dan meminum obat sesuai aturan.

Sella melirik kearah tembok kaca di sampingnya. Ia melihat Felix yang tengah tersenyum kearahnya sembari memegang mobil mainan. Itu mobil pemberian Ken minggu lalu.

Ah berbicara tentang Ken, perusahaan milik Ken telah ia kembalikan semua. Sebenarnya, Ken tak keberatan jika pemegang sahamnya adalah dirinya, toh, memang Angkasa Company yang memegang semua asetnya dan memang berada dikendalinya.

Namun, Sella enggan, sejenak ia memang tidak mengerti mengapa ia menginginkan hal itu. Firda, istri Ken pun memakluminya, karena ya ... Namanya juga orang hamil, begitu katanya. Sella bersyukur Firda tak marah, mungkin hanya Ken yang awalnya tak terima. Walaupun sebenarnya, ada hal dibalik semua ini.

MY FUTURE | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang